INDRAMAYU – Komitmen kuat Pemerintah Kabupaten Indramayu dalam menurunkan angka stunting kembali membuahkan hasil. Melalui kerja kolaboratif antara pemerintah daerah, tenaga kesehatan, sektor swasta, dan masyarakat, Indramayu berhasil meraih penghargaan Terbaik II Penanganan Stunting se-Jawa Barat. Kabupaten Indramayu mencatat penurunan signifikan dari 18 persen pada 2023 menjadi 9,8 persen pada 2024.
Penghargaan tersebut diserahkan oleh Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan kepada Bupati Indramayu Lucky Hakim yang diwakili oleh Wakil Bupati Indramayu, H Syaefudin, dalam Rapat Koordinasi Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting se-Jawa Barat di Pusdai, Bandung, Kamis (20/11/2025).
Syaefudin menjelaskan bahwa penurunan angka stunting di Indramayu dilakukan secara terencana dan terukur sesuai RPJMD. Ia mengungkapkan bahwa sekitar 80 persen kasus stunting di Indramayu dipicu malnutrisi kronis pasca lahir serta belum optimalnya sistem rujukan.
Baca Juga:Pemain Abroad Dipulangkan Ke Klub, TC Timnas Indonesia U-23 Jelang SEA Games 2025 Jalan TerusMobil Tabrak Rumah Warga di Lohbener Indramayu
Untuk itu, berbagai strategi percepatan terus dijalankan. Di antaranya, screening seluruh balita stunting oleh dokter spesialis anak bekerja sama dengan tiga RSUD. Penguatan pendampingan keluarga berisiko stunting. Optimalisasi sistem rujukan berjenjang. Serta penyediaan PMT bagi balita gizi kurang melalui program Orang Tua Anak Asuh Stunting (OTAAS).
“Kita targetkan tahun 2026 angka stunting di Indramayu turun menjadi 7 persen. Target ini hanya bisa dicapai melalui kerja bersama, termasuk dukungan sektor swasta dan keterlibatan masyarakat,” tegas Syaefudin.
Pada tahun ini, Pemkab Indramayu juga menetapkan 15 desa sebagai lokus prioritas penanganan stunting. Yakni di Cipancuh, Drunten Kulon, Loyang, Tempel, Lelea, Purwajaya, Segeran, Malangsemirang, Sukaurip, Krimun, Anjatan Baru, Anjatan Utara, Ujunggebang, Bantarwaru, dan Kendayakan.
“Semoga angka stunting di Kabupaten Indramayu terus menurun melalui kerja sama lintas sektoral dan penguatan program OTAAS menuju Indramayu zero stunting,” ujarnya.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memberikan apresiasi atas keberhasilan Pemkab Indramayu menekan angka stunting dari 18,4 persen pada 2023 menjadi 9,8 persen pada 2024. Capaian tersebut berada jauh di bawah standar nasional sebesar 14 persen, sekaligus mengantarkan Indramayu meraih predikat Terbaik II Akseleratif–Progresif 2019–2024 dalam Pelaksanaan Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting. (oni)
