Cirebon Timur Bertahun-tahun Langganan Banjir

Cirebon Timur Bertahun-tahun Langganan Banjir
BANJIR LAGI: Banjir melanda Wilayah Timur Cirebon (WTC), tepatnya di Kecamatan Waled dan Gebang. Banjir ini akibat luapan Sungai Ciberes sejak Rabu malam hingga Kamis siang (19-20/11/2025). Foto: Deni Hamdani/Radar Cirebon
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Belasan desa di Kecamatan Waled dan Gebang, Kabupaten Cirebon, kembali terendam banjir akibat luapan Sungai Ciberes sejak Rabu malam hingga Kamis siang 19-20, November 2025.

Di Kecamatan Waled, banjir merendam empat desa. Yakni Ciuyah, Ambit, Gunungsari, dan Mekarsari. Sementara di Kecamatan Gebang, banjir melanda Desa Gebang, Kalimaro, Gebang Mekar, Gebang Udik, Gebang Ilir, Kalimekar, dan Gebang Kulon.

Banjir pertama kali terjadi di Kecamatan Waled pada Rabu malam sekitar pukul 20.00, setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut dan sekitarnya.

Baca Juga:Tiga Orang Diperiksa Kejari Cirebon Terkait Penyimpangan Pencairan Kredit Macet BPR Bank CirebonDokter Puskesmas di Babakan Cirebon Divonis 1 Tahun 4 Bulan, Kasus Asusila

Air Sungai Ciberes yang berhulu di Kabupaten Kuningan meluap dan menggenangi permukiman warga. Ketinggian air bervariasi, dengan titik tertinggi mencapai sekitar 70 sentimeter. Ribuan rumah di empat desa terdampak banjir tersebut.

Di Kecamatan Gebang, banjir mulai masuk ke pemukiman pada Kamis subuh (20/11/2025). Rata-rata ketinggian air mencapai 40 sentimeter. Hingga Kamis sore, genangan masih merendam rumah warga di tujuh desa tersebut.

Perangkat Desa Gunungsari, Nanang Hendriyana, menyebut ada sekitar 600 rumah terdampak di desanya. “Lima dusun (Dusun 1 sampai Dusun 5) mengalami genangan hampir merata. Beberapa warga sempat mengungsi ke Balai Desa Gunungsari,” ujar Nanang Hendriyana.

“Puncaknya jam 03.00 sampai 04.00. Hujan sangat deras, apalagi di wilayah Kabupaten Kuningan lebih deras lagi. Ini banjir kiriman dari Kuningan,” sambung Nanang.

Ia menambahkan, ketinggian air di Bendungan Ambit sempat mencapai 90 sentimeter, membuat warga semakin khawatir. “Di permukiman, ketinggiannya antara 40 sampai 70 sentimeter,” katanya kepada Radar Cirebon.

Sejumlah sekolah terdampak, termasuk SDN Gunungsari yang terpaksa meliburkan kegiatan belajar mengajar karena ruang kelas terendam banjir. Nanang mengakui banjir serupa hampir selalu terjadi setiap tahun saat musim hujan tiba.

“Pemerintah desa sudah berkali-kali mengajukan permohonan penanganan banjir ke pemerintah. Sudah sering kami sampaikan. Jujur, kami sudah bosan banjir terus tiap tahun,” tandasnya. (den)

0 Komentar