RADARCIREBON.ID – Hasil audiensi Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Kota Cirebon dengan DPRD beberapa bulan lalu ternyata tidak ditindaklanjuti secara serius.
Berbagai aspirasi, mulai dari menjamurnya minimarket di depan pasar tradisional, kurangnya kreativitas Perumda Pasar, hingga kondisi pasar yang memprihatinkan, membuat APPSI bereaksi.
APPSI pada Jumat pagi (21/11/2025) mendatangi kantor Perumda Pasar. Sayangnya, jajaran direksi tidak berada di tempat dan APPSI hanya ditemui oleh pejabat level Kepala Bidang.
Baca Juga:PLN Tingkatkan Produktivitas Petani Bunga Krisan TomohonPLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
Wakil Ketua APPSI, Adam Purnama, mengatakan kedatangan mereka bertujuan mempertanyakan komitmen Perumda Pasar dalam menindaklanjuti hasil audiensi dengan DPRD.
Dalam pertemuan tersebut, Adam menjelaskan, pedagang mempertanyakan keseriusan Perumda Pasar dalam menata infrastruktur.
Ia mencontohkan kondisi Pusat Perdagangan Harjamukti (PPH) yang dinilai mengkhawatirkan dan sudah tidak layak.
“Instalasi listrik di PPH juga mengkhawatirkan dan membahayakan pedagang maupun pembeli. Kemudian kondisi pasar yang sering banjir membuat suasana tidak nyaman,” kata Adam.
Selain infrastruktur, Adam menyoroti kondisi pedagang luar (pedagang kaki lima/PKL) yang semakin merajalela dan merugikan pedagang resmi di dalam pasar.
Munculnya pedagang yang berjualan di luar pasar dinilai dibiarkan begitu saja, padahal hal ini merugikan pedagang resmi yang telah membayar biaya sewa los dan kios.
Pembeli kini cenderung memilih berbelanja di luar daripada masuk ke pasar.
Baca Juga:Benturan Moral di Panggung UKM Sanggar HarsaDPUTR Kota Cirebon Normalisasi Sungai Antisipasi Banjir
Ia juga menyoroti kemunculan minimarket yang semakin tidak terkontrol. Untuk itu, Perumda Pasar diharapkan segera bertindak untuk menjalankan aspirasi pedagang.
“Segera terbitkan Perwali atau Perda terkait pasar tradisional dan atur jarak minimarket,” tegasnya.
Secara terpisah, Sekretaris APPSI Kota Cirebon, Yudi Aris, menegaskan perlunya komitmen dari Perumda Pasar untuk memperbaiki layanan kepada pedagang.
Yudi mencontohkan, selama ini Perumda Pasar dinilai tidak pernah ada inovasi untuk menunjang keramaian pasar tradisional.
Menurut Yudi, apalagi menjelang liburan tahun baru, disusul menjelang bulan Ramadan dan Lebaran, Perumda Pasar harus punya terobosan bagaimana menghidupkan pasar tradisional sehingga masyarakat tertarik berkunjung.
“Selama ini hanya ditarik retribusi harian, tapi inovasi PD Pasar tidak pernah ada. Padahal ini sangat penting bagi pedagang,” tegas Yudi. (abd)
