Terkait waktu realisasi, Jigus menyampaikan pembangunan pintu air menjadi kewenangan BBWS. Namun untuk sodetan, pemerintah desa bersama warga masih perlu bermusyawarah karena menyangkut penggunaan lahan masyarakat.
Kepala BBWS Cimancis, Dwi Agus Kuncoro, memastikan pemasangan pintu klep di tiga titik akan dilakukan sesegera mungkin.
“Ya, tadi dengan Pak Wabup dan Camat serta para kuwu, ada tiga titik kan, nanti ada kita pasang pintu klep, ya secepatnya. Paling lambat mungkin di awal 2026 lah ya. Kita pesan dulu pintunya kalau diukur dulu sesuai dengan dimensinya,” katanya.
Baca Juga:Identitas Warga yang Tewas Tertemper Kereta Api Harina di Kanci Kulon CirebonKonflik Keraton Solo, Ada 16 Paugeran untuk Duduki Tahta Raja Kasunanan, Jadi Ganjalan Purbaya
Untuk pembuatan sodetan, BBWS menunggu kepastian status lahan. Setelah tanah dinyatakan clear, alat berat akan segera diturunkan.
“Selanjutnya untuk sodetan, intinya adalah BBWS menunggu status tanahnya clear dulu. Kalau sudah clear, nanti BBWS akan mengarahkan alat berat untuk melakukan sodetan dan juga beberapa tempat yang bisa dibuat kolam retensi. Kita buat kolam retensi untuk tampungan sementara, yang nanti ujungnya juga ke Sungai Ciberes,” jelas Dwi Agus.
Dwi Agus menerangkan, sodetan direncanakan sepanjang 1,5 kilometer, membelah aliran dari Sungai Cipancak (Lebak Putat) menuju Ciberes.
Jika dalam jalur tersebut terdapat cekungan yang berpotensi dimanfaatkan, BBWS akan membangun kolam retensi tambahan untuk memperlambat debit air masuk.
“Dari Sungai Cipancak, Lebak Putat ke Ciberes itu 1,5 kilometer rencananya. Tapi kami nunggu clear tanahnya dulu,” ujarnya.
Selain itu, BBWS juga terus melakukan normalisasi Sungai Ciberes secara bertahap, dari wilayah Cangkuang hingga Gebang yang membentang sekitar 28 kilometer. Pekerjaan dilakukan secara bertahap karena membutuhkan biaya besar.
“Kita normalisasi bertahap karena ini butuh biaya besar. Kami mengamankan sungai utamanya dulu. Kemarin penyebab banjirnya kan Sungai Lebak Putat, itu anak sungainya. Ini yang kita sudet supaya air tidak terkonsentrasi di Mekarsari,” Pungkas Dwi Agus.
