RADARCIREBON.ID – Banyak yang menafsirkan tentang ornamen 6 butir sate di Gedung Sate. Salah satunya datang dari Fakultas Budaya dan Media (FBM) Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.
Di website resmi ISBI menyebutkan, jika ornamen tusuk sate di kantor Gubernur Jawa Barat tersebut, menggambarkan jumlah biaya yang dikeluarkan dalam pembangunan tahap pertama gedung itu.
Seperti diketahui, soal Gedung Sate, belakangan sedang ramai dan menjadi perbincangan. Salah satunya soal pembangunan gerbang Candi Bentar. Banyak yang pro dan kontra dengan ornamen itu.
Baca Juga:Identitas Warga yang Tewas Tertemper Kereta Api Harina di Kanci Kulon CirebonKonflik Keraton Solo, Ada 16 Paugeran untuk Duduki Tahta Raja Kasunanan, Jadi Ganjalan Purbaya
Namun agar tahu lebih banyak tentang Gedung Sate, sebaiknya memahami terlebih dahulu soal awal mula pembangunannya. Data dari website resmi ISBI Bandung menyebutkan, pembangunan Gedung Sate dimulai pada tanggal 27 Juli 1920.
Yang membangun gedung paling terkenal di Kota Bandung itu adalah arsitek asal Belanda yang telah lama tinggal di Thailand, yaitu J Gerger.
Sementara Gubernur Jenderal Batavia menugaskan Johanna Catherina Coops dan Patronella Roeleesen sebagai pejabat yang memimpin pembangunan Gedung Sate.
Pembangunan gedung itu sendiri, para pekerjanya adalah orang-orang pribumi. Sedangkan para pengawasnya orang Tionghoa, Arab dan para menak atau bangsawan Bumiputera.
Pada awalnya Gedung Sate dikenal dengan nama GB atau Governement Bedrijven. Dalam rancangan J Gerger, terdiri dari 3 bangunan utama.
Namun, pada masa pemerintahan Hindia Belanda hanya 2 bangunan utama yang terselesaikan secara utuh. Yakni bangunan yang berada di tengah dan di sayap kiri.
Satu bangunan di sayap kanan, baru dibangun pada tahun 1990. Yang membantu adalah Biro Arsitek Team 4 yang dipimpin oleh Ir Sudibjo Projosaputro MArch.
Baca Juga:Konflik Keraton Solo, Ada 16 Paugeran untuk Duduki Tahta Raja Kasunanan, Jadi Ganjalan PurbayaDitunjuk Dedi Mulyadi, Helmy Yahya Batal Jadi Komisaris Bank BJB karena Ada Novum di OJK
Soal gaya bangunan yang dianut oleh Gedung Sate adalah perpaduan antara gaya Moor dan Oriental. Konon memadukan gaya Indonesia dan Thailand. Hal ini terlihat dari ornamen yang digunakan pada pintu, atap dan gapura bangunan.
Waterkrachter Electrocillet (W&E) sebagai pelaksana pembangunan, menggunakan bahan bangunan lokal di sekitar Bandung. Berasal dari gunung batu di Cipatat, Rajamandala, dan Batu Reog, Lembang.
Pembangunan tahap awal pun boleh dibilang cepat. Dalam waktu 4 bulan, pondasi beton, penyusunan batu dan pengecoran beton dapat terselesaikan.
