Publik merespons beragam. Ada yang mengapreasiasi upaya pelestarian budaya. Ada pula yang mempertanyakan kesesuaian bentuknya dengan arsitektur Candi Bentar tradisional.
Namun, para ahli melihatnya sebagai bentuk adaptasi yang wajar. Tentu selama prinsip budaya tetap dihargai. Walau tak sedikit yang berkomentar di luar konteks arsitektur, yaitu terkait urgensi dan anggaran dari pembangunan tersebut.
Lebih dari sekadar gerbang, kehadiran unsur Candi Bentar di Gedung Sate mengajak masyarakat memahami bahwa sejarah bukanlah hiasan masa lalu. Sejarah adalah referensi yang dapat terus digunakan untuk membangun identitas hari ini.
Baca Juga:Identitas Warga yang Tewas Tertemper Kereta Api Harina di Kanci Kulon CirebonKonflik Keraton Solo, Ada 16 Paugeran untuk Duduki Tahta Raja Kasunanan, Jadi Ganjalan Purbaya
Dengan menyatukan pola pikir modern dan nilai tradisional, arsitektur ruang publik menjadi lebih kaya, mendalam, dan punya cerita yang bisa dibaca setiap orang yang melintas.
