Terkait pinjaman dari Bank Himbara, tidak ada satu pun data yang menunjukkan koperasi sudah menerima pinjaman. Tidak ada pencatatan pinjaman, pencairan, atau progres pengajuan ke bank pada seluruh kecamatan. Dari laporan yang dihimpun, lanjut Tufa, terdapat sejumlah kendala utama yang membuat KDKMP belum siap masuk tahap pembiayaan maupun operasional penuh. Antara lain administrasi belum lengkap, seperti NIB, struktur organisasi, dan dokumen usaha.
Kedua, gerai belum operasional, sehingga belum ada cashflow yang dapat dijadikan dasar penilaian perbankan. Ketiga, aset lahan belum tuntas 100 persen, sekitar 12,6 persen desa belum memiliki lahan pasti. Kemudian, kesenjangan progres antar kecamatan, sehingga membuat banyak koperasi belum siap diajukan. Kapasitas pengurus koperasi masih terbatas, terutama dalam penyusunan proposal usaha dan rencana bisnis.
Terakhir, tidak ada informasi atau instruksi teknis lanjutan terkait pembiayaan Himbara pada bulan laporan. Secara umum, kata Tufa, kesimpulan dari program KDKMP di Kabupaten Cirebon baru kuat pada aspek kelembagaan dan pendataan. Namun, operasional usaha masih sangat minim dan belum memberikan dampak ekonomi signifikan bagi masyarakat.
Baca Juga:Opsi Study Tour: Boleh Seluruh Jabar atau Hanya CiayumajakuningMengenang Dua Bintang Panggung; Mimi Keni dan Putrinya Nok Ool
“Program ini sudah berjalan pada tahap konstruksi kelembagaan, pendataan, dan pendampingan. Tetapi ada kendala yang kita hadapi yakni administrasi belum lengkap, operasional belum berjalan, aset belum pasti, serta kesiapan usaha yang belum memenuhi standar pembiayaan,” tandasnya.
Ia berharap percepatan dapat dilakukan, terutama dalam peningkatan kapasitas pengurus, percepatan legalitas, serta pendampingan intensif agar koperasi benar-benar dapat berfungsi sebagai motor ekonomi desa. (sam)
