Sejak Rabu sore (26/11/2025), banjir semakin meluas, listrik padam total, dan tidak ada jaringan internet maupun sinyal seluler. Hotel tempat rombongan menginap hanya mengandalkan genset. Kondisi ini membuat komunikasi ke luar daerah hampir tidak mungkin dilakukan.
“Pada Kamis, 27 November 2025, rencana awal untuk kembali ke Banda Aceh pukul 06.00 WIB tidak dapat dilaksanakan. Seluruh akses keluar Takengon masih terputus, beberapa titik longsor semakin parah, dan bagian jembatan dilaporkan ambruk. Rombongan praktis terisolir,” terang Wahyu.
Selama empat hari, mulai Rabu hingga Sabtu malam, rombongan terjebak tanpa jaringan telekomunikasi. Pada Kamis malam pukul 21.46 WIB, setelah upaya berulang kali, rombongan berhasil menemukan akses Wi-Fi yang sangat terbatas di Kantor Dinas Kominfo Aceh Tengah.
Baca Juga:Anggaran Rutilahu di Jabar Dipotong, Rumah yang Ditangani Turun DrastisSiswi SMP di Cirebon Jadi Korban Tindakan Asusila, Ketahuan dari Chat WA
Dengan koneksi yang sangat lemah, pesan darurat dapat dikirim ke Kuningan untuk melaporkan bahwa rombongan selamat namun terisolasi. Tidak adanya kabar murni disebabkan kondisi jaringan yang benar-benar tidak tersedia.
PROSES EVAKUASI
Pada Sabtu, 29 November 2025, cuaca mulai membaik. Tim Bank Indonesia bergerak memeriksa akses menuju Bandara Rembele di Kabupaten Bener Meriah, wilayah terdekat yang memungkinkan proses evakuasi. Setelah jalur dinyatakan aman, pukul 20.00 WIB rombongan meninggalkan Takengon menuju Bener Meriah dan bermalam di Aula Batalyon Yonif dekat bandara.
Minggu, 30 November 2025 pukul 06.00 WIB, rombongan tiba di Bandara Rembele. Setelah menunggu proses teknis dan kondisi cuaca, sebanyak 17 orang kloter pertama berhasil diterbangkan menuju Medan pada pukul 15.00 WIB. Sisanya menunggu jadwal berikutnya.
Kloter pertama, sambung Wahyu, akhirnya tiba di Medan pukul 17.30 WIB. Akses komunikasi kembali normal sehingga laporan perkembangan dapat segera disampaikan kepada Bupati, Sekda, serta grup Pemkab Kuningan.
Dari Medan, rombongan melanjutkan perjalanan menuju Jakarta menggunakan Pesawat Garuda pukul 19.30 WIB dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta pukul 23.30 WIB. Selanjutnya perjalanan dilanjutkan menggunakan Hiace menuju Kuningan dan tiba pada Senin pagi (1/12/2025) pukul 04.30 WIB.
“Kami memohon maaf atas keterlambatan komunikasi selama berada di Takengon. Kondisi di lapangan benar-benar terisolasi akibat bencana alam. Tidak ada listrik memadai, tidak ada jaringan internet, dan tidak ada sinyal seluler. Situasi tersebut membuat komunikasi tidak mungkin dilakukan secara normal,” tandas Wahyu.
