Sebelumnya, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit VI Balongan melaksanakan Major Exercise Emergency Pertamina (MEEP), latihan penanganan keadaan darurat berskala besar untuk meningkatkan kesiapsiagaan serta kemampuan respons cepat seluruh fungsi operasional kilang, pada Kamis (27/11).
Latihan ini menyimulasikan kebocoran tangki berisi Pertalite yang menyebabkan tumpahan dan terbentuknya vapor cloud Hidrokarbon hingga ke permukiman masyarakat di area kilang.
Dampak dari paparan tersebut, 14 warga mengalami gejala keracunan dan dievakuasi ke Rumah Sakit Pertamina Balongan untuk penanganan lebih lanjut. Hingga memicu aksi demontrasi dari warga.
Baca Juga:Pemkab Cirebon Percepat Proses Pembangunan Gedung Koperasi Merah PutihPerkuat Ekonomi Lokal, DPRD Cirebon Kawal Pengelolaan Shelter UMKM
Simulasi berlanjut ketika vapor cloud di jalan raya terpicu oleh sumber panas dari knalpot kendaraan, memicu flash fire dan kebakaran di area tumpahan serta area tangki. Tim Fire Brigade RU Kilang Balongan melakukan pemadaman dengan dukungan Fire Brigade Sinergi HSSE Area 5 dan bantuan tambahan dari Kilang Cilacap, hingga api berhasil dipadamkan tanpa korban jiwa
Kegiatan yang melibatkan unsur TNI, Polri, Pemuda Tangguh Bencana (PETA) Desa Suka urip yang merupakan bagian dari program TJSL Kilang Balongan.
Serta Human Initiative selaku rekanan program untuk membantu penanganan masyarakat. Tim Medis dan Logistik turut disiapkan di lokasi pengungsian oleh Kilang Balongan pada simulasi tersebut.
Yulianto Triwibowo mengatakan bahwa latihan ini penting untuk memastikan kesiapan Kilang Balongan menghadapi potensi keadaan darurat sesuai standar Pertamina Group.
“Latihan ini menguji koordinasi, komunikasi, dan kecepatan respons seluruh tim dalam menghadapi situasi darurat. Kami berharap kemampuan ini terus meningkat, meskipun tentu saja kami berharap insiden serupa tidak terjadi di kondisi sebenarnya,” ujarnya.
Sementara itu, Area Manager Communication, Relation & CSR RU VI Balongan, Mohamad Zulkifli, menambahkan bahwa pelibatan masyarakat menjadi bagian penting dalam edukasi mitigasi risiko.
“Kami ingin memastikan warga memahami bunyi sirine darurat, jalur evakuasi, serta titik kumpul aman. Sistem sirine di pemukiman menjadi bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat,” katanya. (oni)
