Son menang berkat solo run briliannya menghadapi Burnley, sementara Faiz dikenal lewat tendangan bebas ajaibnya. Bila Ridho mampu mengulang prestasi mereka, posisinya akan semakin mengukuhkan kebanggaan Indonesia di kancah sepak bola internasional.
Fakta keempat justru paling ironi: gol seindah itu tercipta ketika Persija sedang menelan kekalahan dari Arema FC. Keindahan gol yang hadir di tengah hasil buruk membuat momen tersebut semakin dramatis.
Gol Ridho juga memenuhi periode penilaian Puskas Award, yakni antara 11 Agustus 2024 hingga 2 Agustus 2025. Faktor jarak, konteks pertandingan, dan kualitas tembakan membuat FIFA langsung memasukkan gol tersebut dalam radar nominasi.
Baca Juga:Peringatan Hari Disabilitas Internasional di DPRD Kuningan, Nuzul Sebut Dr Elon Carlan Jadi InspirasiBanjir Ancaman Terbesar, Ada 160 Kejadian Bencana di Cirebon dari Januari-November 2025
Faktor terakhir yang sangat menentukan adalah kekuatan basis suporter Indonesia yang terkenal besar dan loyal. Penentuan pemenang Puskas Award berasal dari 50 persen voting publik dan 50 persen penilaian panel Legenda FIFA. Penggemar bisa membantu Ridho dengan mendaftar di situs FIFA dan memberikan penilaian 5, 3, dan 1 poin pada gol pilihan mereka. Mekanisme yang memungkinkan suara publik memberi pengaruh besar bila dukungan dilakukan secara masif.
Nominasi ini menjadi kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk menunjukkan kekuatan solidaritas suporter Tanah Air. Dukungan besar dapat membuka peluang Ridho untuk meniru jejak Faiz Subri sebagai pemenang dari Asia Tenggara.
Masuknya nama Rizky Ridho di daftar Puskas Award 2025 bukan sekadar kejutan, melainkan tonggak bersejarah yang menempatkan Indonesia sejajar dengan negara-negara besar sepak bola. Satu tembakan roket telah membawa Ridho ke panggung dunia, dan kini ia tinggal selangkah lagi menuju lembar sejarah baru.
Jika dukungan publik mengalir deras, peluang Ridho berjajar dengan Son Heung-min di puncak prestasi Asia semakin terbuka lebar. (net)