Andri Indra, Kepala Dinas PUTR Sumedang, melaporkan bahwa akses menuju bendungan telah dibuka sejak pertengahan Oktober. Hal itu sangat memungkinkan alat berat dan pompa masuk.
Metode penanganan awal, jelas Andri dengan pengeringan bertahap menggunakan pompa berkapasitas 500 liter per detik. Namun, proses ini tidak boleh tergesa-gesa. “
Jika air diturunkan terlalu cepat, ujar dia, tanah bisa runtuh atau muncul longsoran baru. Diperkirakan proses pengeringan memerlukan waktu sekitar 16 hari. Namun hal itu tergantung kondisi cuaca dan sumber mata air aktif di bendungan itu.
Baca Juga:KDM Siap Jemput 45 Warga Jabar yang Terjebak Banjir AcehKDM – PT KAI Jalin Kerjasama, Bakal Ada Kereta Api Tani Mukti Rute Cirebon – Jakarta
Andri menemukan sejumlah kendala di lapangan. Gak itu menunjukkan kompleksitas penanganan di bawah permukaan.
Dia menyebutkan, di antara kendala itu adalah curah hujan tinggi, dan kontur tanah yang labil. Selain itu juga munculnya sinkhole atau lubang runtuhan berdiameter 2 meter di area jalur teknis.
Langkah yang dilakukan, direncanakan beroperasi dalam beberapa hari ke depan. Bersamaan dengan itu, tim ahli akan mengkaji kekuatan tanah, arah aliran air bawah permukaan, dan potensi dampak jangka panjang.
