OJK Evaluasi Kinerja BPR Ciayumajakuning

OJK Cirebon
EVALUASI: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon menggelar evaluasi kinerja 18 BPR di wilayah Ciayumajakuning, Kamis (11/12). FOTO: APRIDISTA SITI RAMDHANI/RADAR CIREBON 
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon bersama Perbarindo Komisariat Cirebon menggelar evaluasi kinerja terhadap 18 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di wilayah Ciayumajakuning, Kamis (11/12).

Kegiatan bertema “Strategi Mendorong Perbaikan Kualitas Kredit Aset Produktif” ini diisi paparan kinerja, diskusi, serta pemaparan dari Kejaksaan Negeri dan KPKNL terkait percepatan penyelesaian permasalahan aset bermasalah.

Kepala OJK Provinsi Jawa Barat, Darwisman, menyebutkan kinerja 18 BPR hingga Oktober 2025 menunjukkan tren peningkatan. Laba BPR mencapai Rp66,37 miliar, berbalik dari posisi rugi Rp35,49 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga:Yayasan EBU Dorong Penguatan Kepemimpinan Kepala Sekolah di Jawa BaratDisnaker Gelar Uji Kompetensi Peningkatan Produktivitas

Aset juga tumbuh 9,77 persen. Meski terjadi perlambatan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penurunan kredit, rasio NPL berada di angka 5,25 persen, lebih rendah dari rata-rata BPR Jawa Barat yang mencapai 6,35 persen.

Darwisman menekankan pentingnya komitmen BPR untuk menjaga kualitas kredit dan memperluas akses pembiayaan UMKM, sejalan dengan POJK No. 19 Tahun 2025.

Ia juga mengingatkan bahwa tahun 2026 akan dipenuhi tantangan ketidakpastian ekonomi global sehingga BPR harus memperkuat layanan, termasuk transformasi digital. “BPR harus siap memberikan layanan cepat dan berkualitas. Kami berharap BPR mampu mencapai zero tolerance terhadap fraud,” ujarnya.

Ketua Perbarindo Komisariat Cirebon, Agus Supriyitno, mengakui sejumlah BPR tengah menghadapi kenaikan NPL, bahkan ada yang menembus di atas 10 persen. Ia berharap melalui evaluasi dan diskusi ini, angka NPL dapat ditekan hingga maksimal 5 persen pada tahun depan.

Menurutnya, kondisi ekonomi yang melemah masih menjadi faktor utama meningkatnya tunggakan debitur, sehingga restrukturisasi kredit tetap dilakukan.

Agus menambahkan kondisi BPR di Ciayumajakuning kini jauh lebih baik dibanding masa pandemi. Pada 2026, beberapa BPR juga dijadwalkan melakukan merger sesuai arahan OJK, di antaranya BKC–BCJ, BPR NBP, BPR Dana Tama, dan BPR Mitra Harmoni.

“Diperkirakan tahun depan jumlah BPR di Ciayumajakuning tersisa 14 hingga 15 bank,” katanya. (apr)

0 Komentar