INDRAMAYU – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Indramayu menggelar kegiatan Story Telling Kitab Suci di Aula Kantor Kemenag Indramayu, Sabtu (13/12/2025). Penyuluh Agama Kristen Kabupaten Indramayu, Metty Yohana Suhalessy menjelaskan bahwa kegiatan Story Telling Kitab Suci merupakan aktivitas menceritakan ulang kisah-kisah yang terdapat dalam kitab suci dengan cara yang menarik dan kreatif.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh para Penyuluh Agama Kristen dan Katolik sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Amal Bakti (HAB) ke-80 Kementerian Agama.
“Kegiatan ini diikuti oleh orang muda Kristen dan Katolik se-Kabupaten Indramayu dengan rentang usia 13 hingga 25 tahun. Tujuannya untuk memeriahkan peringatan HAB ke-80 Kementerian Agama,” jelas Metty kepada wartawan usai kegiatan.
Baca Juga:Peringati Hari Bhakti Transmigrasi ke-75 dengan Tabur Bunga di Makam Pionir Transmigrasi SukraPanggung Budaya di Indramayu Serukan Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan
Ia menambahkan, melalui kegiatan ini, peserta tidak hanya mendengar kisah Firman Tuhan di gereja, tetapi juga dapat memahami dan menghayatinya secara lebih mendalam. “Kami berharap ke depan kegiatan Story Telling Kitab Suci dapat terus dilaksanakan untuk memperkuat kebhinekaan dan toleransi antarumat beragama,” ujarnya.
Ketua Panitia HAB ke-80 yang juga Penyelenggara Zakat dan Wakaf Kemenag Indramayu, H Muhammad Amin SE MSi menyampaikan bahwa kegiatan ini baru pertama kali diselenggarakan di Kabupaten Indramayu. Khususnya di lingkungan Kemenag Indramayu.
“Pada kegiatan perdana ini, diikuti oleh tujuh peserta dari tiga gereja. Yakni Gereja Katolik Jatibarang, Gereja Katolik Indramayu, dan Gereja Pantekosta Anjatan. Ke depan kami berharap seluruh gereja di Kabupaten Indramayu dapat ikut serta dan berpartisipasi,” jelasnya.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Indramayu, Dr H Aghuts Muhaimin SPdI MAg menegaskan bahwa Story Telling Kitab Suci merupakan bagian dari rangkaian kegiatan HAB ke-80 bagi umat Nasrani.
“Kementerian Agama adalah rumah bersama, milik semua agama, dalam membangun kerukunan umat beragama. Indonesia adalah negara yang beragam, plural, dan agamis. Beragama itu adalah menebar kebaikan,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya toleransi dalam kehidupan bermasyarakat. “Toleransi bukan berarti membuat yang berbeda menjadi sama, tetapi tetap menjaga perbedaan dalam bingkai ke-Indonesiaan, NKRI, dan semangat kerja sama,” pungkasnya.
