Hanya saja, nasib Mustafa menjadi Bupati Lampung Tengah tidak mulus. Dia terjaring OTT KPK pada tahun 2018. Posisi Mustafa diganti wakilnya, Loekman Djoyoseomarto. Baru pada Pilkada Lampung Tengah selanjutnya, Pairin menjagokan anaknya, Ardito Wijaya menjadi wakil bupati. Ardito mendampingi Musa Ahmad. Pasangan ini memimpin Lampung Tengah dari tahun 2021-2025.
Kemudian pada Pilkada 2024, Ardito naik menjadi bupati berpasangan dengan wakil bupati I Komang Koheri. Pasangan ini mengalahkan Musa Ahmad yang berpasangan dengan Ahsan As’ad Said.
Hanya sayang, baru tahun pertama menjabat bupati, dia terjaring OTT KPK. Ardito pun menambah daftar panjang bupati Lampung Tengah yang terjerat kasus korupsi dalam 15 tahun terakhir. Ardito terjerat kasus korupsi setelah terlebih dahulu terjaring OTT KPK pada Rabu, 10 Desember 2025.
Baca Juga:Presiden Prabowo Minta Maaf Sebut Kondisi di Lapangan Sangat Sulit, tapi akan Diatasi BersamaWarga Cirebon dan Indramayu Akhirnya Bisa Pulang dari Aceh
Sebelumnya, Andy Achmad Sampurna Jaya, mantan Bupati Lampung Tengah periode 2000-2010, terlibat kasus korupsi APBD senilai Rp28 miliar pada tahun 2011 lalu. Dia sempat dinyatakan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) atau buron oleh Polda Lampung. Andy pun ditangkap dan ditahan pada 24 Maret 2011.
Bupati Lampung Tengah yang terjerat kasus korupsi lainnya adalah Mustafa. Dia terjaring OTT KPK pada tahun 2018. Bupati yang menjabat dari tahun 2016-2018, ini dinyatakan terlibat dalam kasus suap anggota DPR terkait persetujuan izin pinjaman daerah kepada PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).
Kasus berikutnya yang menjerat Mustafa adalah terkait kasus gratifikasi Rp95 miliar. Adapun uang itu dia terima dari fee terkait proyek di Dinas Bina Marga Lamteng tahun 2017-2018.
Khusus Ardito, KPK mengungkap sebagian besar duit itu dipakai melunasi utang kampanye. Ardito diduga mematok fee 15-20 persen untuk sejumlah proyek di Lampung Tengah sejak dirinya dilantik pada Februari 2025. Total duit yang diduga telah diterima Ardito berjumlah Rp5,75 miliar. KPK menyebut Ardito menggunakan Rp5,25 miliar untuk melunasi utang kampanyenya di bank.
Belajar dari kasus ini, ternyata Pilkada langsung itu tidak murah. Ardito yang sejak dari ayahnya sudah terkenal saja, harus terjerat utang. Dia dan timnya sangat tahu, tanpa ada uang, kemungkinan kecil akan menang. Walau entah siapa yang menikmati uang itu.
