Pedagang pigura menilai lokasi tersebut tidak sebanding dengan kawasan Sukalila yang berada di jalur ramai dan mudah diakses pembeli. Sementara lantai dua Pasar Pagi dinilai tersembunyi dan tidak berada di jalur utama pengunjung.
“Jika kami pindah ke sana, kami harus mengeluarkan modal lagi untuk membangun kios, sementara pembelinya belum tentu ada,” ujar Budi, salah satu pedagang pigura Sukalila Selatan, Selasa (16/12/2025).
Menurut Budi, para pedagang sepakat untuk menghentikan sementara aktivitas usaha. Langkah tersebut diambil bukan karena menyerah, melainkan untuk mempertimbangkan keberlanjutan usaha ke depan.
Baca Juga:Kawasan Sukalila Ditertibkan, Edo: Kami Tak Menelantarkan Teman-teman PedagangPelajaran dari OTT KPK Bupati Lampung Tengah, Ardito Wijaya, Bermula dari Mahalnya Biaya Pilkada Langsung
“Kami sepakat untuk istirahat dulu. Barang-barang kami amankan di rumah masing-masing sambil menunggu keputusan bersama,” katanya.
Ia menambahkan, hingga kini belum ada satu pun pedagang pigura Sukalila Selatan yang menempati lokasi relokasi di Pasar Pagi. Para pedagang masih melakukan koordinasi dan menunggu kemungkinan lokasi alternatif yang lebih strategis.
Situasi tersebut menambah dampak sosial dari penertiban bantaran sungai. Sebelumnya, sejumlah pedagang kaki lima sempat meminta penundaan penertiban hingga usai Idulfitri dan mengajukan kompensasi. Namun, permohonan tersebut tidak dikabulkan.
Pemkot Cirebon tetap melaksanakan penertiban sebagai bagian dari upaya normalisasi sungai dan penataan kota. Sebagian besar pedagang akhirnya membongkar lapak secara mandiri dengan pendampingan Satpol PP dan BPBD.
Salah seorang pedagang pigura, Endang Prem, mengaku telah bertemu langsung dengan Walikota Cirebon, Effendi Edo. Namun, permohonan penundaan tetap ditolak karena penertiban disebut sebagai bagian dari program tingkat provinsi.
“Kami terima keputusan itu. Untuk sementara, usaha kami hentikan dulu. Kami tidak ingin berjualan di tempat yang tidak sesuai,” ujar Endang.
Endang juga menegaskan penolakannya terhadap relokasi ke Pasar Pagi dengan alasan serupa, yakni lokasi yang dinilai tidak strategis dan tidak menjamin keberlangsungan usaha.
Baca Juga:Meriah! Stadion Watubelah Penuh Energi, Bergerak Sehat di Senam Masal HUT Ke-26 Radar CirebonGubernur Dipilih DPRD, KDM Tak Bisa Lanjut Periode Kedua?
“Kami membutuhkan tempat yang nyaman dan strategis untuk usaha jangka panjang, bukan sekadar sementara,” tegasnya.
Kini, bantaran Sungai Sukalila mulai terbuka dan bersih dari bangunan liar. Namun di balik penataan tersebut, masih tersisa kegamangan para pedagang kecil yang menunggu kepastian masa depan usahanya. (ade)
