Penertiban yang dilakukan saat ini perlahan mengikis kesan tersebut. Lapak dibongkar. Bangunan liar diratakan.
Ruang-ruang gelap dibuka. Akses visual menjadi terbuka. Kawasan mulai terang. Baik secara fisik. Maupun simbolik.
BBWS menilai, rencana penataan Sungai Sukalila menjadi kawasan pedestrian dan taman sungai akan mengubah wajah kawasan secara menyeluruh. Bukan hanya bersih secara fisik. Tapi juga lebih sehat secara sosial.
Baca Juga:Gubernur Dipilih DPRD, KDM Tak Bisa Lanjut Periode Kedua?Presiden Prabowo Minta Maaf Sebut Kondisi di Lapangan Sangat Sulit, tapi akan Diatasi Bersama
Dwi menegaskan, penataan Sungai Sukalila merupakan hasil kerja sama antara BBWS dan Pemkot Cirebon.
BBWS menangani aspek teknis sungai. Pemkot bertanggung jawab pada penertiban bangunan liar dan penanganan dampak sosial. “Penataan ini dilakukan agar sempadan Sungai Sukalila lebih bermanfaat. Untuk perlindungan sumber air. Dan untuk kepentingan umum,” ujar Dwi.
Ia mengapresiasi dukungan semua pihak. Warga. Pedagang. Aparat. Pemerintah daerah. Menurutnya, tanpa dukungan bersama, penataan tidak akan berjalan optimal.
“Kami ucapkan terima kasih. Dan kami mohon dukungan lebih lanjut agar penataan bisa berjalan sampai selesai,” tambahnya.
Pasca sterilisasi, Sungai Sukalila akan ditata ulang dengan konsep River Garden. Taman di tepi sungai. Ruang hijau yang menyatu dengan alur air. Sekaligus jalur pedestrian.
Bantaran sungai dirancang sebagai ruang publik terbuka. Jalur pejalan kaki akan dibangun. Aman. Nyaman. Ramah lansia. Bisa diakses semua kalangan. Menjadi pembatas alami antara badan jalan dan alur sungai.
Konsep ini diharapkan mengubah orientasi kawasan. Dari belakang rumah. Menjadi wajah kota. Sungai tidak lagi dipunggungi.
Baca Juga:Warga Cirebon dan Indramayu Akhirnya Bisa Pulang dari AcehBesok! Senam Masal HUT Ke-26 Radar Cirebon Bersama Dahlan Iskan, 2 Umrah Menanti
Tapi dihadapkan ke publik. Pekerjaan fisik ditargetkan mulai awal 2026. Dengan satu syarat utama. Kawasan harus benar-benar steril dari aktivitas PKL dan bangunan liar.
Saat ini, tim BBWS sudah mulai melakukan persiapan teknis. Turun ke lapangan. Mengukur kedalaman sungai.
Memeriksa tingkat sedimentasi. Mengambil sampel lumpur. Semua telah dilakukan. Setiap ruas sungai diperiksa detail.
Sungai Sukalila dibagi menjadi tiga bagian. Hulu. Tengah. Hilir. Sampel lumpur diambil dari masing-masing ruas. Dimasukkan ke karung. Diuji di laboratorium.
Tujuannya, memastikan apakah sedimen tersebut aman atau mengandung bahan berbahaya. Jika aman, sedimen bisa dimanfaatkan kembali. Misalnya untuk urugan kawasan pantai.
