Tapi juga di titik lain Cirebon. Fenomena ini bagian dari dinamika kota pelabuhan. Akbar menilai, konteks sejarah penting dipahami. Namun bukan untuk membenarkan pelanggaran hari ini.
Kini, penertiban dilakukan. Bangunan liar ditata. Sempadan dikembalikan. Pemerintah berupaya memulihkan fungsi sungai.
Mengurangi risiko banjir. Menata kota. Langkah ini menandai upaya berdamai dengan sejarah. Mengambil yang baik. Meninggalkan yang merusak.
Baca Juga:Gubernur Dipilih DPRD, KDM Tak Bisa Lanjut Periode Kedua?Presiden Prabowo Minta Maaf Sebut Kondisi di Lapangan Sangat Sulit, tapi akan Diatasi Bersama
Sukalila dan Kalibaru bukan sekadar aliran air. Ia saksi perjalanan Cirebon. Dari sungai transportasi. Pusat perdagangan. Ruang sosial.
Hingga kawasan yang sempat terabaikan. Penertiban hari ini menjadi titik balik. Mengembalikan sungai sebagai ruang bersama. Untuk kota yang lebih tertib. Lebih aman. Lebih beradab. (*)
