RADARCIREBON.ID- Bantaran Sungai Sukalila hingga Kalibaru perlahan berubah wajah. Tidak secepat ekskavator merobohkan bangunan. Tapi jelas arahnya. Lebih rapi. Lebih terbuka. Lebih terang.
Pantauan Radar Cirebon, Jumat (19/12/2025), kawasan yang tiga-empat hari lalu dipenuhi debu, puing, dan aktivitas bongkar-muat, kini terlihat lebih lengang. Sisa-sisa bangunan liar nyaris tak lagi menggunung. Yang tertinggal hanya bekas pondasi. Tanah kasar. Jejak beton yang diratakan.
Di beberapa titik, khususnya di Jalan Sukalila Utara, tepat di sisi Pusat Grosir Cirebon (PGC), puing memang belum sepenuhnya steril. Potongan triplek. Pecahan tembok permanen. Sisa papan dan rangka lapak. Berserak di tepi jalan. Namun volumenya jauh berkurang dibanding awal penertiban.
Baca Juga:Dua Hari Pasca Penertiban Sukalila-Kalibaru, Kawasan Tersebut Mulai MerubahAyah dan Anak di Cirebon Terima SK PPPK Paruh Waktu Bersamaan
Lalu lintas kendaraan pun lebih lancar. Sepeda motor dan mobil melintas tanpa harus melambat karena tumpukan material. Aktivitas aparat juga tak sesibuk empat hari sebelumnya. Tidak ada lagi suara besi dipukul. Yang terdengar hanya lalu lalang kota yang kembali normal.
Di satu sisi jalan, gundukan puing bekas bangunan terlihat memanjang. Beberapa warga masih mengais sisa material. Mengumpulkan papan. Mengangkat potongan kayu.
Ekskavator tampak terparkir di kejauhan. Diapit pepohonan besar yang selama ini tersembunyi di balik lapak dan bangunan liar. Akar-akar pohon terlihat jelas. Batangnya kokoh. Ruang di bawahnya kini terbuka. Tidak lagi sesak. Namun di balik perubahan fisik itu, persoalan belum selesai. Terutama bagi pedagang pigura yang sebelumnya menempati bantaran Sungai Sukalila Selatan. Mereka memilih berhenti. Vakum. Menepi.
Pemkot Cirebon telah menyiapkan lokasi relokasi di lantai 2 Pasar Pagi Kota Cirebon. Jaraknya sekitar 200 meter dari lokasi lama. Secara hitung-hitungan, dekat. Tapi secara hitung dagang, jauh.
Hingga Jumat kemarin, lantai 2 Pasar Pagi masih sepi. Tidak ada deretan pigura tergantung. Tidak ada aktivitas jual-beli. Hanya terlihat beberapa kendaraan roda dua terparkir. Kios-kios kosong. Lampu minim. Debu di mana-mana. Kondisi itu memperkuat sikap pedagang pigura. Menolak pindah. Setidaknya untuk saat ini.Plt Direktur Perumda Pasar Berintan, Winda Meliyana, tidak menampik kenyataan tersebut. Dari total 117 los non-makanan dan minuman yang disiapkan di Pasar Pagi, baru tiga pedagang yang mendaftar.
