“Revitalisasi ini sangat kami butuhkan,” ujar Kokoy.
Dana 2025 dialokasikan untuk ruang kelas, UKS, ruang administrasi, ruang guru, ruang vokasi, hingga gedung serbaguna. Fokus utama ada pada penguatan vokasi, bekal penting bagi siswa agar tidak berhenti di ijazah.
Kepada menteri, siswa menunjukan kemampuan hasil pendidikan vokasi. Mereka mampu membuat batik, keahlian reparasi elektronik, membuat perlengkapan rumah, menjadi produk bernilai ekonomis.
SLBN Taruna Mandiri menaungi 269 siswa dari jenjang TKLB hingga SMA LB. Yang membedakan, sekolah ini mengembangkan SMA semi-SMK, membuka jalur vokasi agar lulusan bisa masuk dunia usaha atau instansi. Produk batik khas “Kuning Ciremai” yang dipamerkan kepada menteri menjadi bukti pendekatan itu bukan sekadar konsep.
Baca Juga:Gedung Eks RS Citra Ibu Disewa Yayasan Wadia Insan MandiriPemkab Kuningan Dorong UMKM Naik Kelas Lewat Program Level Up Bareng Prasetiya Mulya
Prestasi Kokoy sendiri menambah sorotan. Ia baru saja meraih Juara 2 Nasional Anugerah GTK Hebat 2025 kategori Kepala SLB Dedikatif, membawa nama Kuningan ke panggung nasional.
“Kami berharap SLB tidak lagi berada di pinggir perhatian. Apa yang kami lakukan di sini semoga menginspirasi SLB lain, bahkan sekolah reguler,” katanya.
Kunjungan Mendikdasmen di Kuningan akhirnya lebih dari agenda kerja, diharapkan negara mulai bergerak, di tengah efisiensi anggaran dan pekerjaan rumah yang masih panjang. Revitalisasi fisik penting, pengadaan tenaga pengajar, pelatihan, dan lainnya .
Dalam kunjungan ini, Mendikdasmen juga disambut oleh Dr Carlan, suami Kokoy Kurnaeti, yang kini menjabat sebagai Plt Kepala Diskopdagperin Kuningan, juga hadir Sekda Kuningan. (bud)
