RADARCIREBON.ID – Suasana berbeda tampak dalam diskusi mingguan yang digelar di halaman Masjid Raya At-Taqwa, Minggu pagi (21/12/2025).
Diskusi yang biasa dipimpin tokoh Cirebon Ir H Soenoto bersama H Syafei Moechsin kali ini dihadiri Wakil Walikota (Wawali) Cirebon, Hj Siti Farida Rosmawati SPdI.
Wawali yang akrab disapa Rida menyampaikan apresiasinya karena dapat bersilaturahmi langsung dengan para tokoh Cirebon.
Baca Juga:SD Rp1 Juta, SMP Rp1,5 Juta, 100 Siswa di Kota Cirebon Mendapat Kartu Idola PendidikanAnniversary Pertama, Papa Cookies Beri Diskon 25 Persen
Ia mengaku memperoleh berbagai masukan dan pandangan konstruktif untuk kemajuan Kota Cirebon.
“Saya mengucapkan terima kasih atas berbagai masukan dari para tokoh Cirebon. Ini menjadi bahan pertimbangan penting bagi kami dalam membangun Kota Cirebon ke depan,” ujar Rida.
Menurut Rida, sebagai wakil walikota, dirinya membutuhkan saran dan kritik konstruktif, terutama dalam menghadapi berbagai persoalan sosial yang muncul seiring pertumbuhan Kota Cirebon.
Dalam diskusi tersebut, Ir H Soenoto menyoroti masih rumitnya birokrasi di Cirebon yang dinilai belum memberikan kemudahan bagi masyarakat.
Ia mencontohkan pengalamannya saat mengurus izin pemangkasan pohon di rumahnya yang rantingnya menjulur ke jalan raya.
“Untuk memangkas pohon saja prosesnya sangat berbelit. Saya harus mengurus perizinan hingga memakan waktu sekitar tiga bulan tanpa kejelasan, dengan alasan harus menunggu izin dari provinsi,” kata Soenoto.
Menurut alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut, lambannya birokrasi justru merugikan masyarakat. Ia mendesak Pemerintah Kota dan Kabupaten Cirebon untuk menyederhanakan dan mempercepat proses pelayanan publik.
Baca Juga:FK UGJ Kirim Tim Relawan Medis ke Tapanuli TengahSatgas PPKPT IPB Cirebon Perkuat Peran Guru lewat Pelatihan Anti Bullying
“Padahal pemangkasan itu untuk mencegah bahaya bagi pengguna jalan. Namun prosesnya terlalu lama dan tidak efisien,” tegasnya.
Selain menyoroti persoalan birokrasi, Soenoto juga menekankan pentingnya menagih janji kampanye para pemimpin daerah.
Ia menilai forum diskusi semacam ini tidak sekadar ajang silaturahmi, tetapi juga wadah untuk menyampaikan ide dan rekomendasi yang dapat menjadi masukan bagi kepala daerah.
Ia juga membandingkan pengelolaan lingkungan di sejumlah negara Eropa yang dinilai lebih tertata, seperti kebersihan sungai dan ruang publik.
Menurutnya, berbagai persoalan di Cirebon, mulai dari pengangguran, kebersihan, hingga pengelolaan sampah, membutuhkan langkah-langkah luar biasa dan solusi yang cerdas.
