“AC mobil bekerja berdasarkan prinsip perpindahan kalor. Ketika aliran udara di sekitar kondensor terhenti karena mobil diam, efisiensi pembuangan panas menurun drastis,” jelas Yunus A. Cengel, penulis buku legendaris Thermodynamics: An Engineering Approach.
Inilah alasan mengapa kabin terasa tetap gerah; dinding dan kaca mobil kita terus memancarkan panas secara radiasi tepat ke arah wajah kita, sementara mesin berjuang melawan suhu lingkungan yang jenuh.
Kelelahan Fisis di Balik Kemudi
Kelelahan Fisis di Balik KemudiKondisi “oven” yang lembap ini bukan hanya soal ketidaknyamanan, tapi juga soal keselamatan nyawa. Suhu kabin yang tinggi secara perlahan akan menguras energi pengemudi tanpa disadari. Secara biologis, tubuh kita harus bekerja ekstra keras melalui proses homeostasis untuk menjaga suhu internal tetap stabil di angka 37˚C.
Baca Juga:Universitas Madinah Arab Saudi Siap Kerja Sama dengan IAI Al-Zaytun IndramayuUCIC Kota Cirebon Gelar Wisuda ke-7, Bertepatan dengan Dies Natalis CIC Group
Ketika suhu di sekitar kita meningkat, jantung berdetak lebih cepat untuk mengalirkan darah ke kulit demi membuang panas—sebuah proses yang sangat melelahkan jika terjadi selama berjam-jam di tengah kemacetan.Menurut dr Ade Mutiara MKK, pakar kedokteran okupasi, paparan suhu panas dalam ruang tertutup seperti kabin mobil dapat memicu heat strain.
“Suhu tinggi di dalam kabin menyebabkan pelebaran pembuluh darah periferal yang bisa memicu penurunan tekanan darah ke otak, berujung pada pusing, berkurangnya fokus, hingga melambatnya waktu reaksi pengemudi,” jelasnya dalam konteks kesehatan transportasi di Indonesia.
Hal ini diperkuat oleh studi dari Loughborough University yang dipublikasikan dalam jurnal Physiology & Behavior, yang menyebutkan bahwa pengemudi yang berada dalam kabin yang panas melakukan kesalahan dua kali lebih banyak dibandingkan mereka yang berada di suhu sejuk.
Kesalahan ini setara dengan mengemudi di bawah pengaruh alkohol ringan. Jadi, rasa pening di tengah kemacetan Nataru bukan sekadar karena kurang tidur, melainkan sinyal darurat bahwa sistem termodinamika tubuh kita sedang kewalahan menghadapi “perang panas” di ruang yang sempit.
Menyiasati Panas Sebelum Berangkat
Menyiasati Panas: Rekayasa Fisis Sebelum BerangkatJika Nataru kali ini kamu bersiap menembus kemacetan, ada beberapa langkah fisis yang bisa kamu ambil untuk memanipulasi lingkungan termal mobilmu:
