Rencana ini diproyeksikan memberikan dampak ekonomi signifikan, mulai dari penyerapan tenaga kerja lokal, pengurangan angka pengangguran, hingga peningkatan aktivitas industri daerah.
Keberhasilan Clean City Project akan diukur melalui sejumlah indikator, seperti pengurangan volume sampah, efisiensi sistem pengangkutan—termasuk rencana pemanfaatan drone—serta penurunan emisi karbon di wilayah Majalengka. Data implementasi proyek akan dilaporkan kepada Pemerintah Jepang sebagai bagian dari evaluasi pencapaian target zero emission 2050.
Sementara itu, Bupati Majalengka H. Eman Suherman menegaskan bahwa keberhasilan proyek ini belum dapat dinilai sebelum terbukti di lapangan. Menurutnya, kerja sama tersebut merupakan bagian dari ikhtiar serius Pemkab Majalengka dalam menjawab kebutuhan publik, khususnya persoalan sampah.
Baca Juga:Interkoneksi Listrik Aceh Pulih, PLN Masuki Tahap Operasional PembangkitHonorer di Cirebon Tak Lagi Terima Gaji dari APBD, Begini Penjelasan BKPSDM
“Ini adalah ikhtiar. Kita belum bisa mengatakan berhasil sebelum benar-benar terlihat dan terbukti. Kami mohon doa dan dukungan agar ikhtiar ini memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” ujar Eman.
Saat ini, Pemkab Majalengka mulai mempersiapkan lahan dan infrastruktur pendukung sesuai permintaan pihak Jepang. Pengiriman mesin pengolah sampah direncanakan mulai awal 2026, disertai program transfer teknologi dengan pengiriman minimal tiga SDM lokal untuk belajar langsung ke Jepang.
Dengan dukungan teknologi, peningkatan kapasitas SDM, dan kesiapan infrastruktur, Majalengka diproyeksikan menjadi pelopor nasional pengelolaan sampah rendah emisi, sekaligus mendukung target Indonesia menuju zero emisi karbon 2060. (bae)
