Kondisi Cuaca Ekstrem, Nelayan Cirebon Mulai Batasi Aktivitas di Laut

nelayan di Kawasan Mundu
CUACA EKSTREM: Para nelayan di Kawasan Mundu memilih tidak melaut karena kondisi cuaca yang sulit diprediksi, kemarin. FOTO: KHOIRUL ANWARUDIN/RADAR CIREBON
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Hujan yang terus menerus mengguyur wilayah pesisir Cirebon dalam beberapa waktu terakhir turut dirasakan dampaknya oleh para nelayan. Meski masih bisa melaut, kondisi cuaca yang sulit diprediksi membuat nelayan harus lebih waspada dan mulai membatasi aktivitas di laut.

Nelayan asal Desa Citemu Kecamatan Mundu, Tirno, mengungkapkan bahwa periode November hingga Desember sejatinya merupakan musim rajungan.

Pada masa ini, hasil tangkapan cenderung meningkat karena rajungan, cumi-cumi, hingga jenis ikan lainnya ikut banyak tertangkap.

Baca Juga:Interkoneksi Listrik Aceh Pulih, PLN Masuki Tahap Operasional PembangkitHonorer di Cirebon Tak Lagi Terima Gaji dari APBD, Begini Penjelasan BKPSDM

“Sekarang ini justru lagi musim rajungan. Kalau kuat melaut, hasilnya bisa banyak, karena dengan kondisi cuaca yang seperti ini, itu menarik rajungan dari tengah laut ke pinggir,” ujar Tirno, Kamis (25/12).

Namun demikian, Tirno menyebut bahwa setelah memasuki tahun baru, nelayan biasanya menghentikan sementara aktivitas melaut.

Hal itu disebabkan tingginya gelombang dan angin kencang yang berisiko membahayakan keselamatan.

“Biasanya setelah tahun baru itu berhenti dulu karena ombaknya tinggi. Nanti kalau sudah reda, angin dan ombak mengecil, baru mulai lagi, tapi pakai alat tangkap yang berbeda,” jelasnya. “Kalau yang ini, bukan rajungan saja, cumi dan ikan juga kena semua,” imbuhnya

Menurut Tirno, hujan bukan menjadi kendala utama bagi nelayan. Yang paling dihindari adalah kondisi angin kencang dan gelombang tinggi yang tidak bisa dilawan di laut. Saat cuaca ekstrem terjadi, nelayan memilih untuk tidak melaut demi keselamatan.

“Kalau hujan mah biasa, paling dingin. Tapi kalau angin besar sama ombak tinggi, itu yang nggak bisa dilawan,” katanya.

Ia juga menuturkan, musim badai yang kerap terjadi belakangan ini sangat memengaruhi aktivitas nelayan. Dalam kondisi cuaca ekstrem, kewaspadaan menjadi hal utama agar tidak terjadi kecelakaan di laut.

Baca Juga:Pelindo Regional 2 Cirebon  Salurkan Bantuan TJSL kepada Warga BinaanKetika Para Ayah Duduk di Bangku Sekolah, Koridor SMA di Cirebon Mendadak Maskulin di Hari Pembagian Rapor

Lebih jauh, Tirno mengakui bahwa perubahan iklim kini semakin dirasakan oleh para nelayan. Pola cuaca yang sebelumnya bisa diperkirakan berdasarkan pengalaman turun-temurun, kini menjadi semakin sulit ditebak.

“Dulu nelayan punya hitungan sendiri, kapan musim angin, kapan tangkapan banyak atau sedikit. Sekarang sudah susah diprediksi,” ungkapnya.

0 Komentar