Kesiapan BBWS tak hanya soal alat. Sinergi lintas
wilayah juga disepakati. Jika satu daerah kekurangan armada, bantuan bisa segera datang dari wilayah lain. Koordinasi diperkuat tanpa birokrasi panjang.
Komunikasi darurat dijalankan melalui grup WhatsApp khusus bencana yang dikelola Kementerian PUPR. Kepala balai bisa berkomunikasi langsung. Keputusan bisa diambil dalam hitungan menit. BBWS juga mengoperasikan sistem peringatan dini. Total ada 30 pos hidrologi yang memantau debit air dan curah hujan secara real-time. Tahun depan, akan ditambah 12 pos baru.
Meski demikian, Dwi mengakui masih ada pekerjaan rumah. Beberapa muara sungai di pesisir utara Cirebon belum bisa dikeruk maksimal. Keterbatasan sumber daya menjadi kendala. Program itu diprioritaskan tahun depan. (ade)
