INDRAMAYU – Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Falah Kepolo, Indramayu, KH Syaerozi Bilal terpilih sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Indramayu pada Musyawarah Daerah (Musda) VII MUI di Aula Hotel Trisula, Indramayu, Senin (29/12).
Dalam proses pemilihan dengan Pimpinan Sidang Utsadz H Harto Prayitno, menerangkan bahwa KH Syaerozi Bilal memeroleh 8 suara.
Sementara rivalnya, Pimpinan Pondok Pesantren Nahdlotul Mubtadiin Al Islamy KH Amani Lutfi SAg MPd meraih 5 suara.
Baca Juga:Aston Villa Lanjutkan Tren Positif, Dua Gol Ollie Watkins Bungkam Chelsea 2-1APDESI Indramayu Ajak Kuwu Percepat Kopdes Merah Putihkan
Pemilihan ketua MUI Kabupaten Indramayu berlangsung secara demokratis melalui mekanisme tim formatur yang beranggotakan 13 perwakilan.
Tim formatur tersebut terdiri dari perwakilan MUI kecamatan dari wilayah timur, tengah, dan barat Kabupaten Indramayu.
Lalu, perwakilan pengurus lama MUI Kabupaten Indramayu, unsur organisasi kemasyarakatan, serta kalangan akademisi.
Usai terpilih, KH Syaerozi Bilal menyampaikan rasa terima kasih atas amanah yang diberikan oleh para ulama dan cendekiawan.
Ia menyatakan kesiapan untuk bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Indramayu dalam menjalankan tugas-tugas keumatan.
“Amanah ini sangat berat dan membutuhkan kebersamaan seluruh pihak,” ujar KH Syaerozi.
Ia juga mengungkapkan bahwa pada awalnya tidak memiliki niat untuk mencalonkan diri sebagai ketua MUI Kabupaten Indramayu.
Baca Juga:Penguatan Ekonomi dan Pemberdayaan UMKM Lewat Silkada ICMI IndramayuKembang Api Dilarang "Mengudara" Saat Malam Pergantian Tahun di Indramayu
Namun, dorongan dari para sesepuh ulama menjadi pertimbangan utama. Mengingat, para calon lainnya dinilai masih relatif muda dan membutuhkan pendampingan pengalaman.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak. Terima kasih juga disampaikan untuk Pemkab Indramayu. Saya siap bersinergi dengan Pemkab Indramayu,” pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Indramayu, Lucky Hakim menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk terus bersinergi dengan MUI.
Menurutnya, peran ulama sangat penting sebagai penghubung antara pemerintah dan masyarakat, sekaligus jembatan nilai-nilai agama dalam kehidupan sosial.
“Ulama dan MUI memiliki peran strategis sebagai jembatan antara pemerintah dengan masyarakat, serta antara nilai-nilai agama dan kehidupan bermasyarakat,” ujar bupati.
Ia menekankan bahwa kemajuan daerah tidak hanya diukur dari pembangunan fisik, tetapi juga dari kemajuan spiritual dan moral masyarakat.
Bupati menilai, kecerdasan dan kualitas sumber daya manusia harus dibarengi dengan adab dan spiritualitas agar peradaban dapat bertahan.
