Pada usia 38 tahun, Messi baru saja meneken perpanjangan kontrak berdurasi tiga tahun bersama Inter Miami.
Dengan situasi tersebut, peluang sang juara dunia kembali ke Barcelona sebagai pemain aktif, di bawah arahan pelatih Hansi Flick, dinilai sangat kecil.
Di luar persoalan kontrak, hubungan emosional Messi dengan Barcelona tetap terasa kuat. Ia beberapa kali mengungkapkan keinginannya untuk kembali menetap di kota tersebut setelah masa petualangannya di MLS berakhir.
Baca Juga:Aston Villa Lanjutkan Tren Positif, Dua Gol Ollie Watkins Bungkam Chelsea 2-1APDESI Indramayu Ajak Kuwu Percepat Kopdes Merah Putihkan
Belum lama ini, Messi juga membagikan pesan bernuansa nostalgia setelah berkunjung ke Camp Nou.
“Semalam aku kembali ke tempat yang sangat kurindukan. Aku berharap suatu hari bisa kembali, bukan hanya untuk mengucapkan selamat tinggal sebagai pemain,” ucap Messi.
Pernyataan tersebut kembali memunculkan spekulasi bahwa Messi suatu hari bisa kembali ke Barcelona dalam peran berbeda, entah sebagai duta klub, penasihat olahraga, atau figur institusional yang mewakili identitas Blaugrana.
Meski janji soal Messi menjadi daya tarik utama perhatian publik, Ciria menegaskan bahwa visinya tidak hanya berfokus pada satu sosok.
Ia menyoroti tingginya beban utang klub, lemahnya pertumbuhan pendapatan jangka panjang, serta kebijakan manajemen yang dinilai semakin menjauhkan klub dari para anggotanya.
“Kita harus memodernisasi klub dengan profesional yang benar-benar kompeten. Kita tidak boleh terjebak dalam kepentingan pribadi,” tegasnya.
Ia bahkan memperingatkan bahwa pemilihan presiden mendatang bisa menjadi yang terakhir dengan sistem keanggotaan seperti sekarang, apabila tidak dilakukan pembaruan secara menyeluruh.
Baca Juga:Penguatan Ekonomi dan Pemberdayaan UMKM Lewat Silkada ICMI IndramayuKembang Api Dilarang "Mengudara" Saat Malam Pergantian Tahun di Indramayu
Dengan Lionel Messi sebagai simbol dan janji perubahan besar sebagai fondasi kampanye, Marc Ciria mulai mengguncang peta politik internal Barcelona.
Pemilihan presiden 2026 pun diprediksi menjadi momen penentu, bukan sekadar soal siapa yang memimpin, tetapi juga tentang arah, identitas, dan masa depan klub yang tengah mencari titik balik. (net)
