Edo: Kita Membenahi dari Dasar, Pastikan Perbaikan Jalan dan Drainase Berlanjut di 2026

Edo: Kita Membenahi dari Dasar
PROGRES KERJA: Walikota Cirebon Effendi Edo saat ditemui Radar Cirebon di ruang kerjanya, kemarin. Ia memberikan penjelasan mengenai pembenahan kota, salah satunya memuntaskan persoalan banjir di Jalan Cipto dan beberapa titik lainnya. Edo pun memastikan pembenahan akan berlanjut di 2026. Foto: Ade Gustiana/Radar Cirebon
0 Komentar

RADARCIREBON.ID- Jalan Dr Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon perlahan menanggalkan reputasi lamanya. Ruas jalan yang bertahun-tahun identik dengan banjir, kini berbenah. Air hujan tak lagi bertahan berjam-jam. Arus lalu lintas kembali mengalir. Aktivitas ekonomi berdenyut tanpa jeda banjir.

Di balik perubahan itu, ada keputusan kebijakan. Pendekatan teknis, dan pilihan strategi yang sejak awal diarahkan untuk tidak sekadar menutup lubang, tetapi membongkar persoalan dari akarnya.

Walikota Cirebon Effendi Edo menegaskan, sejak awal kepemimpinannya, penanganan banjir –terutama di kawasan pusat kota– tidak boleh lagi bersifat sementara. Jalan Cipto dipilih sebagai contoh paling nyata. Bukan semata karena lokasinya strategis, tetapi karena kompleksitas persoalan yang selama ini dibiarkan berulang.

Baca Juga:Pelimpahan Kasus Gedung Setda ke Pengadilan Tipikor Kemungkinan Februari 2026Biaya Mahal Jadi Alasan, Partai Besar Dorong Pilkada Dikembalikan ke DPRD

Sejak bertahun-tahun, hujan deras kerap dijadikan kambing hitam. Namun hasil penelusuran teknis di lapangan menunjukkan persoalan jauh lebih rumit. Banjir di Jalan Cipto tidak disebabkan satu faktor tunggal. Ada kombinasi saluran tersumbat, dimensi drainase yang tak lagi memadai, serta aliran bawah tanah yang selama ini luput dari perhatian.

Beberapa titik saluran air bahkan tertutup total. Bukan sekadar oleh sampah, melainkan tertimbun struktur lama yang tak pernah benar-benar dibuka kembali. Di sejumlah titik, saluran di bawah badan jalan secara fungsional sudah tidak bekerja, meski secara fisik masih ada. Temuan itu menjadi dasar perubahan pendekatan.

Pemkot Cirebon tidak langsung memperbaiki permukaan jalan atau meninggikan aspal, melainkan membongkar jaringan di bawahnya. Saluran lama dibuka, aliran bawah tanah ditelusuri ulang, dan titik-titik krusial yang selama ini menjadi bottleneck aliran air dipetakan serta ditangani satu per satu.

Langkah paling mencolok adalah pembangunan sistem drainase baru dengan dimensi lebih besar. “Jika sebelumnya lebar saluran hanya sekitar 30 sentimeter, kini diperlebar hingga 60 sentimeter,” kata Edo kepada Radar Cirebon saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (30/12/2025).

Perubahan ini bukan sekadar kosmetik, melainkan perbaikan mendasar terhadap kapasitas tampung air. Secara teknis, debit air hujan kini bisa dialirkan lebih cepat, sehingga potensi limpasan ke permukaan jalan berkurang drastis. Alur aliran juga dibuat lebih lurus dan minim belokan tajam untuk mengurangi hambatan. Efeknya langsung terasa. Saat hujan turun, air tidak lagi menggenang lama.

0 Komentar