21 Relawan Disuntik Vaksin Kedua

21 Relawan Disuntik Vaksin Kedua
FOTO: BNI FOR FIN TOLAK COVID-19: Direktur Utama BNI Herry Sidharta, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang PS Brodjonegoro, dan Komisaris BNI Asmawi Syam menyilangkan tangannya sebagai tanda tolak Covid-19 di depan Mobile Laboratory Bio Safety Level (BSL) – 2 hasil kerjasama BNI, BPPT, dan Yayasan BUMN di Tangerang Selatan, Banten, Minggu (30/8)0. Mobile Laboratorium BSL-2 tersebut merupakan karya anak bangsa dan menjadi laboratorium bergerak untuk pemeriksaan Covid-19 pertama di Indonesia.
0 Komentar

JAKARTA – Sebanyak 248 orang relawan sudah menjalani penyuntikan vaksin dalam rangka uji klinis vaksin asal Tiongkok. Sedangkan 21 orang relawan di antaranya sudah menjalani penyuntikan vaksin kedua.
Sejauh ini, tidak ada relawan yang mengalami gejala atau reaksi yang serius setelah menjalani penyuntikan vaksin itu, baik penyuntikan pertama maupun penyuntikan kedua. Relawan sangat diperlukan untuk menjadi subjek uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac yang rencananya bakal diproduksi massal tahun 2021.
”Benar sudah 21 orang sudah disuntik dua kali dan tidak ada gejala yang gawat. Sejauh ini tidak ada relawan yang mengalami gejala atau reaksi yang serius setelah menjalani penyuntikan vaksin,” jelas Manajer Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Sinovac, dr Eddy Fadliyana, Minggu (30/8).
Tim berharap penelitian bisa sesuai dengan harapan karena vaksin baru bisa diproduksi ketika uji klinis telah ditempuh dengan hasil yang baik.
Sementara itu, Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional menargetkan uji klinis vaksin merah putih untuk penanganan Covid-19 dilakukan pada awal tahun depan. ”Awal tahun depan dilakukan uji klinis dan dilanjutkan untuk di produksi dalam jumlah banyak,” ujar Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro dalam acara swab test gratis dan penyerahan bantuan Mobil Lab Bio Safety di Kantor Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Minggu (30/8).
Bambang menambahkan pihaknya telah mengumpulkan informasi mengenai pembuatan vaksin merah putih tersebut. Sebagai perkembangannya, saat ini sudah ada lima perusahaan yang sedang melakukan riset terhadap vaksin merah putih.
”Kita masih menunggu proses riset yang sedang dilakukan oleh lima pihak ini. Kita juga terus menargetkan dalam waktu dekat atau awal tahun depan bisa segera di produksi setelah uji klinis,” jelasnya.
Mengenai proses produksi vaksin merah putih, Bambang mengaku ada berbagai pihak yang nantinya dilakukan kerjasama seperti seperti Kalbe Farma dan Sanbe Farma hingga dari swasta. Misalnya saja pembuatan alat uji rapid test hingga peluncuran Mobil Lab Bio Safety yang mampu menguji 600 sampel dalam 24 jam.
Bahkan, Kemenristek mempersilakan bagi Pemkot Tangerang Selatan jika ingin menggunakan wisma tamu Puspiptek untuk tenaga medis. Adanya peningkatan kasus, perlu adanya terus dukungan dari kerjasama yang dilakukan oleh kementrian dan pemerintah daerah. ”Silakan jika masih memang ingin menggunakan wisma itu untuk tenaga medis,” terangnya.

0 Komentar