RADARCIREBON.ID – Setelah puasa di bulan Ramadhan umat muslim disunnahkan untuk melaksanakan puasa Syawal. Pasalnya ada keutamaan puasa sunnah Syawal dan juga dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Keutamaan puasa sunnah Syawal salah satunya sebagai penyempurna puasa Ramadhan bagi umat muslim.
Puasa Syawal dapat dilaksanakan sehari setelah hari raya Idul Fitri atau tanggal 2 Syawal dan pelaksanaanya selama enam hari. Umat muslim berbondong-bondong untuk mendapatkan keutamaan puasa sunnah Syawal.
Baca Juga:Moonbin ASTRO Meninggal Dunia diduga Bunuh Diri, Postingan Twitter jadi SorotanCUAN AUTO CAIR! 4 Cara Mendapatkan Koin TikTok Gratis Bisa Jadi Uang
Puasa Syawal menjadi amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan karena hukumnya sunnah maka umat muslim jika mengerjakannya akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Artinya: ”Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT”
Keutamaan Puasa Sunnah Syawal
1 Penyempurna Puasa Ramadhan
Keutamaan yang pertama ini sebagai penyempurna ipuasa Ramadhan. Rasulullah shallalLahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ، قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ : انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ، ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ
Artinya: “Amalan seorang hamba yang dihisab pertama kali di hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka sungguh dia beruntung dan selamat. Jika shalatnya buruk, maka sungguh dia celaka dan rugi.
Jika ada kekurangan pada shalat wajibnya, Allah Ta’ala berfirman, ‘Periksalah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah yang dapat menyempurnakan kekurangan ibadah wajibnya?’Kemudian yang demikian berlaku pada seluruh amal wajibnya.” (HR at-Tirmidzi).
Maka hal ini dapat menyempurnakan ibadah puasa Ramadhan.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ [وفي رواية]: مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: “Siapa saja yang berpuasa Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni.” [dalam riwayat lain]:
“Siapa saja yang menghidupkan malam hari bulan Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni.” (HR Bukhari dan Muslim)