5 Misteri Keraton Kasepuhan Cirebon yang Jarang Diketahui oleh Banyak Orang

KERATON
5 Misteri Keraton Kasepuhan Cirebon yang Jarang Diketahui oleh Banyak Orang Foto : Ist
0 Komentar

RADARCIREBON.ID Keraton Kasepuhan adalah salah satu keraton terbesar dan tertua di Cirebon, Jawa Barat. Luasnya mencapai 25 hektare yang dikelilingi oleh pagar batu bata merah.

Di dalamnya terdapat berbagai benda-benda pusaka yang merupakan peninggalan zaman dahulu. Di balik kemegahannya, ada beberapa fakta yang mungkin tidak banyak orang yang tahu.

1. Keraton Kasepuhan bukan nama sejak awal

Kompleks yang kini dikenal dengan Keraton Kasepuhan bukanlah nama awalnya. Keraton ini dulunya diberi nama Dalem Agung Pakungwati.

Baca Juga:Kenali 5 Perbedaan Kamera DSLR dan Kamera MirrorlessDapatkan 7 Kamera DSLR Canon Terbaik Mulai dari Harga 5 Jutaan

Keraton dibangun pada tahun 1430 oleh Pangeran Walangsungsang yang merupakan anak dari Prabu Siliwangi.

Tujuan dibangunnya keraton ini adalah untuk anak perempuannya yang bernama Pakungwati.

Yang unik adalah keraton ini dikelilingi oleh batu bata merah yang ditumpuk dan direkatkan dengan campuran putih telur, getah aren, dan kapur sirih.

Ada suatu kepercayaan yang menyebutkan bahwa pagar yang dibagun seluas 25 hektare ini hanya dibangun dalam satu malam.

2. Kereta Kencana Singa Barong

Kendaraan yang pernah berjaya di masanya kini terpajang di Museum Pusaka Keraton Kasepuhan.

Kereta kencana yang dibuat pada tahun 1549 ini istimewa karena merupakan hasil perpaduan tiga kebudayaan dan agama. Jika diperhatikan, kereta ini memiliki tiga unsur kebudayaan dan agama yang berbeda.

Belalainya seperti gajah, melambangkan persahabatan Cirebon dengan negara India yang berkebudayaan dan kepercayaan Hindu.

Baca Juga:Dapatkan 7 HP Samsung Terbaru 2023 Mulai dari Harga 1 Jutaan s/d 10 Jutaan7 Lagu Lawas Indonesia

Wajahnya seperti naga, simbol persahabatan dengan negara Tiongkok yang berkebudayaan dan kepercayaan Buddha.

Sayap dan badannya diambil dari bentuk kesenian Islam, burok, sebagai simbol persahabatan dengan negara Mesir yang berkebudayaan dan kepercayaan serta peradaban Islam.

“Ini gabungan dari tiga kebudayaan, tiga agama, tiga peradaban yang menyatu,” kata Raden Muhammad Hafid Permadi, Wakil Kepala Bagian Benda-benda Cagar Budaya. Hafid merupakan generasi ketujuh dari sultan keempat.

3. Sumur tujuh mata air

Ada satu sumur unik yang berada di kompleks Keraton Kasepuhan, yakni disebut Sumur Tujuh. Sumur ini dialiri oleh tujuh mata air yang berbeda.

Masing-masing mata air memiliki warna yang berbeda, di antaranya merah, kuning, hitam, hijau, keruh, dan cokelat.

0 Komentar