Aneh, Makam di Komplek Makam Nyi Gede Lara Panas Menghilang

Komplek Makam Nyi Gede Lara Panas di RT 02, RW 02, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. --FOTO: JERRELL ZEFANYA/RADAR CIREBON
Komplek Makam Nyi Gede Lara Panas di RT 02, RW 02, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. --FOTO: JERRELL ZEFANYA/RADAR CIREBON
0 Komentar

CIREBON, RadarCirebon.id – Jumlah makam di Komplek Makam Nyi Gede Lara Panas berkurang. Komplek Makam Nyi Gede Lara Panas tersebut berada di RT 02, RW 02, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon.

Jumlah makam di Komplek Makam Nyi Gede Lara Panas memprihatinkan. Dulu berisi 38 makam, kini hanya tersisa 22 makam. Kemana hilangnya makam tersebut?

Komplek Makam Nyi Gede Lara Panas sudah tergerus dengan padatnya permukiman penduduk. Nyi Gede Lara Panas merupakan istri dari Ki Jaka Tawa yang kini kompleks pemakamannya dipercaya berada di Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon.

Baca Juga:Pulau Baru setelah Gempa Bukan Terjadi di 2023 Saja, Berikut Daftar LengkapnyaPulau Baru Muncul setelah Gempa di Maluku, Warga Desa Resah

Soal Komplek Makam Nyi Gede Lara Panas, Ketua RT 02/RW 02 Pamujudan Abdul Rozak mengatakan, dulu di lokasi tersebut ada 38 makam yang terpisah menjadi tiga tempat di sekitar RT-nya.

Namun entah mengapa, kini hanya tersisa 22 makam yang tersebar hanya di satu lokasi. Sedangkan sisanya sudah rata dengan bangunan.

“Kalau informasi yang saya dapat dari kuncen itu, dulu ada 38 makam di sini. Yang dekat Nyi Gede Lara Panas ada 32. Sisanya di tempat lain ada 3, dan 3 lagi. Sekarang sisa hanya 22 di sini. Memang lainnya sudah rata tanah,” ujar Abdul Rozak kepada Radar Cirebon, Rabu (11/1/2023).

Menurut Abdul Rozak, hilangnya makam di lokasi tersebut, disebabkan kurangnya kontrol dari pihak-pihak terkait dan juga Keraton Kanoman.

Sehingga, mengakibatkan warga berusaha meratakan makam tersebut untuk dijadikan rumah. Apalagi, terdapat warga yang tidak memiliki rumah di sekitar pemakaman.

“Hilangnya itu biasanya karena warga nggak punya rumah. Terus tidak terkontrol sama pihak keraton. Jadi perlahan, kecil-kecil dulu dibuat rumah, lama-lama makin besar dan nggak terkontrol,” ungkapnya.

Padahal, masih ada saja pendatang yang sengaja datang dan mampir ke lokasi tersebut. Apalagi, banyak yang datang karena ingin nyekar/berziarah kepada beberapa leluhur yang ada di situ.

Baca Juga:Cirebon Barat FC Berhasil Kalahkan Persib Bandung, Ini Kunci SuksesnyaPersib vs Persija Disaksikan Langsung Penonton, Begini Kata Victor Igbonefo

“Kalau yang datang ada saja di malam Jumat. Kalau dari pendatang yang jauh-jauh, kadang sesekali ada kunjungan,” lanjutnya.

0 Komentar