Apa Yang Membuat Gen-Z Dan Milenial Sekarang Mengalami Yang Namanya Doom Spending

Apa Yang Membuat Gen Z Dan Milenial Sekarang Mengalami Yang Namanya Doom Spending
Apa Yang Membuat Gen Z Dan Milenial Sekarang Mengalami Yang Namanya Doom Spending
0 Komentar

Sementara seperempat lebih dari jumlah persenan tersebut jatuh ke dalam lubang doom spending. Situasi ini bukan hanya terjadi di Amerika Serikat, namun kerap muncul juga di berbagai wilayah negara lain.

faktor-faktor yang menyebabkan doom spending di kalangan Gen Z dan Milenial, serta dampaknya terhadap kesehatan finansial mereka.

1. Pemahaman Tentang Doom Spending

Doom spending mengacu pada pengeluaran yang dilakukan dengan kesadaran bahwa kondisi finansial individu tidak stabil atau buruk, tetapi tetap dilakukan sebagai bentuk pelarian atau coping mechanism. Konsep ini berakar dari ketidakpastian ekonomi, tekanan sosial, dan pergeseran nilai-nilai yang memengaruhi keputusan finansial generasi muda.

2. Faktor Penyebab Doom Spending

a. Ketidak pastian Ekonomi

Baca Juga:Rahasia Resep Membuat Tumis Genjer Tauco Yang Enak Dan Mudah DibuatBegini 10 Cara Menghindari Jeratan Judi Online Yang Benar Dan Mudah Di Praktekan

Kondisi ekonomi global yang fluktuatif, termasuk inflasi, ketidakpastian pasar kerja, dan krisis kesehatan seperti pandemi COVID-19, telah menciptakan atmosfer ketidak pastian di kalangan Gen Z dan Milenial.

b. Pengaruh Media Sosial

Media sosial berperan besar dalam perilaku konsumsi generasi muda. Platform seperti Instagram, TikTok, dan Snapchat seringkali menampilkan gaya hidup glamor yang dapat memicu perbandingan sosial. Hal ini mendorong Gen Z dan Milenial untuk mengeluarkan uang lebih banyak demi mengikuti tren atau gaya hidup yang ditampilkan di media sosial. Penelitian oleh Pew Research menunjukkan bahwa 54% remaja merasa tekanan untuk tampil kaya dan sukses di media sosial, yang dapat memicu pengeluaran yang tidak sehat.

c. Marketing dan Iklan yang Menargetkan

Perusahaan-perusahaan kini semakin cerdas dalam menargetkan iklan mereka kepada Gen Z dan Milenial. Iklan yang menggunakan pendekatan emosional dan menciptakan rasa urgensi, seperti penawaran terbatas atau diskon eksklusif, sering kali membuat generasi ini tergoda untuk berbelanja lebih banyak. Dengan adanya teknik pemasaran yang canggih, sulit bagi konsumen muda untuk menolak tawaran yang tampak menguntungkan.

d. Kebiasaan Berbelanja Online

Perkembangan e-commerce yang pesat membuat belanja menjadi lebih mudah dan cepat. Gen Z dan Milenial, yang terbiasa dengan teknologi, lebih suka berbelanja online. Aksesibilitas ini membuat pengeluaran menjadi tidak terkontrol, karena sulit untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Menurut Statista, lebih dari 50% Milenial melakukan belanja daring setidaknya sekali seminggu, yang berkontribusi pada kebiasaan doom spending.

0 Komentar