Awas! Sumber Air Hangat dan Berasa Manis di Desa Payung Rajagaluh Berbahaya, Hasil Uji Laboratorium Dinkes Majalengka     

Warga Desa Payung, Kecamatan Rajagaluh, dihebohkan dengan penemuan sumber mata air hangat di kaki bawah Gunung Ciremai. Dinas Kesehatan (Dinkes) Majalengka telah melakukan uji laboratorium terhadap sumber air tersebut mengandung zat mangan yang tidak boleh dikonsumsi
BERBAHAYA: Warga Desa Payung, Kecamatan Rajagaluh, dihebohkan dengan penemuan sumber mata air hangat di kaki bawah Gunung Ciremai. Dinas Kesehatan (Dinkes) Majalengka telah melakukan uji laboratorium terhadap sumber air tersebut mengandung zat mangan yang tidak boleh dikonsumsi/ISTIMEWA/RADAR MAJALENGKA
0 Komentar

Diketahui, air hangat tersebut berasal dari dua lubang yang menggelembung dan ditemukan sekitar beberapa minggu lalu oleh warga.

Salah satu warga yang menemukan sumber air hangat Musladi (47) menceritakan, bahwa beberapa minggu lalu, bersama saudaranya hendak mengecek saluran air di aliran sungai tersebut.

Namun pada saat itu, kaki saudaranya tak sengaja menginjak air yang dirasakannya hangat. Padahal jika dilihat dari kondisinya, suhu aliran sungai Cingenge dingin.

Baca Juga:Mayoritas Umat Islam Buta Huruf Alquran, Ustad Andri Al Jihad: Tidak Paham Huruf Alif Bingkeng-bingkeng Acan!LPAI Majalengka Sebut Larangan Bawa Lato-lato ke Sekolah Bukan Pilihan Bijak

“Setelah dicek kok ada gelembung begitu, ada dua gelembung dan benar saja pas dipegang hangat. Bahkan pernah juga terlihat ada uap yang menandakan bahwa memang suhu air itu hangat atau panas,” ujar Musladi, Jumat 16 Desember 2022 lalu.

Ia menduga, air itu berasal dari pegunungan. Pasalnya, letak geografis Desa Payung sendiri berada di kaki Gunung Ciremai yang berjarak belasan kilometer ke puncak.

“Ini titik air hasil dari pegunungan, bukan air panas, tapi air hangat. Kami juga gak tahu ada kandungan air hangat atau gimana,” ucapnya.

Musladi menceritakan bahwa suhu hangat sumber air hangat itu hanya dirasakan ketika baru keluar dari lubang. Sementara, jika sudah tercampur aliran Sungai Cingenge, suhu air kembali dingin.

“Air ini juga mengalir ke Sungai Cingenge yang setiap harinya dikonsumsi oleh warga,” jelas dia.

Kendati demikian, ia bersama warga lainnya mengaku tak khawatir atas fenomena langka tersebut. Musladi pun tak memastikan, fenomena tersebut alami dan bukan karena adanya campur tangan manusia.

“Kalau khawatir sih tidak ada. Soalnya kan lebih banyak air dinginnya, kalau air hangat itu masih sedikit. Ini keluar secara alami, tidak ada pengeboran di daerah sini,” katanya. (ono)

 

0 Komentar