Azan Pitu, Qunut Nazilah, hingga Azan di Empat Perbatasan

Tersangka-Curanmor-Diringkus
Kapolres Ciko AKBP Syamsul Huda menginterogasi para pelaku saat ekspos kasus di halaman Mapolres Ciko, Kamis (12/3). Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

Berbagai cara dilakukan seluruh elemen masyarakat untuk menghilangkan wabah coronavirus disease (Covid-19) dari muka bumi. Baik upaya lahiriah maupun ikhtiar batiniyah. Pengurus Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Kota Cirebon, berikhtiar dengan bermunajat, salawat, dan kumandang azan di empat sudut kota.
Laporan: Azis Muhtarom, Kota Cirebon
BACAAN basmallah dan hadhoroh Nabi Muhammad SAW mulai diucapkan oleh penghulu Masjid Sang Cipta Rasa, H Jumhur, mengawali ritual tolak bala, Kamis malam (9/4) di Selasar Utama Masjid Agung. Dilanjut dengan mengumandangkan Azan Pitu di dalam bangunan utama masjid.
Setelah hampir satu jam menggelar ritual di dalam masjid, rombongan pemuka agama Islam ini menuju empat penjuru titik perbatasan Kota Cirebon. Di antaranya sebelah barat Jl Tuparev (depan Polsek Utbar), sebelah selatan Jl Raya Penggung, sebelah timur di tugu perbatasan Mundu, dan sebelah utara di tikungan Kesenden antara Jl Diponegoro dan Jl Samadikun.
Di titik penjuru perbatasan kota tersebut, juga dikumandangkan azan. Namun hanya oleh satu orang. Dengan menaiki mobil bak terbuka yang dilengkapi pengeras suara, mereka terus melantunkan salawat dam munajat doa-doa yang isi terjemahannya penuh dengan harapan dan permintaan agar Allah SWT memberikan keselamatan dunia-akhirat dan menjauhkan umat dari segala mara bahaya.
Ritual ini merujuk pada apa yang dilakukan Sunan Gunung Jati dan ulama pendiri Cirebon, ketika terjadi bencana alam maupun wabah penyakit lainnya. Para ulama membacakan pujian asma Allah SWT dan kalam Illahi untuk berharap kebaikan.
“Ini adalah sebuah adat tradisi yang dulu dilakukan oleh para wali dan seterusnya, untuk mengangkat wabah penyakit dan bala bencana. Yang kita tahu, dengan Azan Pitu dan bacaan seperti itu, juga mengumandangkan adzan di empat penjuru perbatasan kota, bisa melenyapkan wabah,” ujar Jumhur.
Ikhtiar yang dilakukan para pengurus Masjid Agung Sang Cipta Rasa ini, juga diakui telah mendapat restu dari Sultan Keraton Kasepuhan. Bahkan dianjurkan melakukan sebuah upaya seperti yang dicontohkan oleh para ulama leluhur Cirebon.
Tak cukup ikhtiar batin yang dikakukan malam hari saja, ikhtiar juga kembali dilakukan di Masjid Agung Sang Cipta Rasa saat menjalankan Salat Jumat, kemarin. Pada penghujung gerakan iktidal (berdiri setelah rukuk) rakaat kedua, imam salat melantunkan bacaan doa Qunut Nazilah. Para jamaah mengamini bacaan doa Qunut Nazilah ini dengan penuh haru.

0 Komentar