Barongsai Terkendala Regenerasi

Barongsai Terkendala Regenerasi
REGENERASI: Anak-anak dan pelajar menurun minatnya untuk ikut berlatih menjadi pemain maupun kru barongsai dan liong. FOTO : OKRY RYANA RADAR CIREBON
0 Komentar

CIREBON-Kesenian barongsai dan naga liong
kembali muncul mewarnai kancah seni pertunjukan dan ketangkasan pasca era reformasi.
Dua dasawarsa sudah kesenian asal negeri Tirai Bambu ini beralkulturasi dan
menjadi tradisi pertunjukan yang dinikmati seluruh kalangan, termasuk di
wilayah Cirebon.

Pasang surut
kemajuan seni tradisional yang menampilkan ketahanan fisik dan keindahan gerak
tari berbalut kostum, telah terjadi di Kota Cirebon yang merupakan salah satu
wilayah yang memproduksi seniman andal dalam bidang tersebut. Bahkan, bisa
dikatakan sebagai atlet sebab kelompok olahraga kesenian tradisional ini sempat
mengukir prestasi di tingkat nasional maupun tingkat dunia.

Pada awal
kemunculannya kembali, kesenian ini banyak digandrungi dan diikuti oleh
masyatakat Tionghoa di Cirebon. Lambat laun, tidak hanya masyatakat Tionghoa
saja yang menekuni seni pertunjukkan ketangkasan ini. Masyarakat pribumi hingga
keturunan timur tengah pun turut menjadi pemain dan kru tim pertunjukan
barongsai dan liong, sehingga kian mewarnai kemeriahan pertunjukkan kesenian
terebut.

Baca Juga:Menikmati Sate Kalong Khas CirebonSMPK Penabur Plus Juara Matematika di Tegal

Pelatih Sanggar
Kesenian Liong Barongsai Singa Mas Cirebon Shandy Yudha Siskarteja mengatakan,
perkembangan seni barongsai pada kondisi yang terjadi saat ini ada plus
minusnya. “Positifnya bahwa seni barongsai dan naga liong tidak lagi eksklusif
milik warga Tionghoa saja, sudah menjadi milik seluruh lapisan masyarakat di
Cirebon,” katanya.

Namun, dia
memandang hal ini menimbulkan kendala pada faktor regenerasi. Karena masyarakat
Tionghoa saat ini terutama anak-anak dan pelajar menurun minatnya untuk ikut
berlatih menjadi pemain maupun kru barongsai dan liong.

“Kendala
regenerasi karena keturunan etnis Tionghoa jarang mau latihan, mungkin karena
kesibukan sekolah, eksul, les, full day dan lainnya,” ujar Shandy yang juga
ketua harian Persatuan Liong Barongsai Indonesia (PLBSI) Jawa Barat ini.

Namun,
pihaknya tidak putus asa, dengan menggalakkan sosialisasi ke sekolah-sekolah
akhirnya saat ini banyak sebagian sekolah yang menjadikan barongsai dan liong
sebagai ekstrakurikuler di sekolahnya. Bahkan, sanggar-sanggar kesenian
barongsai di Kota Cirebon pun, berhasil merekrut sejumlah pelajar menekuni
kesenian tersebut.

“Kalau
dipresentasikan, yang menekuni kesenian barongsai di sanggarnya ini tinggal 50

0 Komentar