Batuk Rejan: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya

Batuk Rejan: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya
Anak yang sedang mengalami sakit batu. Foto: Sumber Hello Sehat - radarcirebon.id
0 Komentar

RADARCIREBON.ID. – Batuk rejan atau pertusis adalah infeksi saluran pernapasan yang sangat menular, terutama pada bayi dan anak-anak.

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis dan ditandai dengan batuk yang khas dan berulang.

Meskipun dapat menyerang semua usia, batuk rejan pada bayi dapat menyebabkan komplikasi serius, bahkan kematian.

Baca Juga:Rahasia Sukses Menulis Surat Lamaran Kerja: Contoh Surat Lamaran dan Tips JitunyaCara Membuat SKCK: Syarat dan Prosedur Lengkap 2024

Gejala Batuk Rejan

Gejala batuk rejan umumnya terbagi menjadi tiga tahap:

  • Tahap Kataralis: Tahap awal mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti pilek, bersin, demam ringan, dan batuk ringan.
  • Tahap Paroksismal: Tahap ini ditandai dengan serangan batuk yang khas dan berulang, diikuti oleh tarikan napas yang panjang dan berbunyi seperti “whoop”. Serangan batuk ini dapat menyebabkan muntah dan wajah menjadi merah.
  • Tahap Pemulihan: Frekuensi serangan batuk berkurang, namun batuk masih bisa berlangsung selama beberapa minggu atau bahkan bulan.

Penyebab Batuk Rejan

Batuk rejan disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Bakteri ini menyebar melalui droplet air yang keluar saat penderita batuk atau bersin.

Faktor Risiko

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena batuk rejan, antara lain:

  • Usia: Bayi dan anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi lengkap memiliki risiko lebih tinggi.
  • Kontak dengan penderita: Berada di lingkungan yang sama dengan penderita batuk rejan meningkatkan risiko penularan.
  • Imunisasi yang tidak lengkap: Vaksinasi DPT (difteri, pertusis, tetanus) sangat penting untuk mencegah batuk rejan.

Komplikasi

Batuk rejan dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama pada bayi, seperti:

  • Pneumonia: Infeksi paru-paru.Kejang: Akibat kekurangan oksigen.Kerusakan otak: Akibat kekurangan oksigen dalam jangka waktu lama.Henti napas: Kondisi yang sangat berbahaya, terutama pada bayi.

Diagnosis

Diagnosis batuk rejan biasanya dilakukan berdasarkan gejala yang dialami.

Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan fisik dan tes laboratorium, seperti kultur tenggorokan atau tes PCR.

Pengobatan

Pengobatan batuk rejan bertujuan untuk mengurangi gejala dan mencegah penyebaran penyakit.

Baca Juga:Mandi Kucing Kampung: Tips Jitu Biar Tetap Gemes dan SehatProfil Pratama Arhan: Bek Sayap Indonesia yang Bersina di K1-League

Antibiotik merupakan pengobatan utama untuk batuk rejan, meskipun tidak efektif dalam menghentikan serangan batuk yang sudah terjadi.

Pencegahan

Pencegahan batuk rejan yang paling efektif adalah dengan imunisasi.

0 Komentar