CIREBON, RADARCIREBON.ID- Belum mandi wajib saat puasa apakah sah? Simak jawaban Buya Yahya dalam artikel ini.
Mandi wajib jadi salah satu ‘ritual’ jelang ramadhan yang kerap dilakukan umat Islam. Tapi apa hukum belum mandi wajib saat puasa setelah berhubungan intim suami istri, menstruasi, atau hadas besar lainnya?
Mandi wajib adalah salah satu hal yang harus dilakukan pria dan wanita setelah melakukan hadas besar. Hadas besar bisa muncul jika seseorang melakukan masturbasi, hubungan suami istri, hingga mimpi basah.
Baca Juga:OTW YUK, Ini 5 Tempat Pilihan Spot Foto Instagramable di CirebonContoh Doa Buka Puasa dan Niat Puasa Ramadhan In English
Berhubungan intim suami istri di siang hari ramadhan tentunya menjadi salah satu perkara yang membatalkan puasa. Karena itu, hubungan suami istri hanya boleh dilakukan saat malam hari di bulan ramadhan.
Lantas, bagaimana hukum jika setelah berhubungan intim suami istri belum sempat mandi junub alias mandi besar hingga masuk waktu subuh? Apakah seseorang bisa langsung berpuasa?
Ataukah puasanya menjadi batal dan tidak sah? Banyak sekali yang mempertanyakan hal-hal tersebut.
Jadi buat yang penasaran, yuk langsung simak aja artikel ini sampai selesai. Ya, simak penjelasan dari Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon, Buya Yahya
Buya Yahya mengatakan bahwa jika ada pasangan suami istri belum sempat mandi wajib saat puasa atau junub hingga masuk waktu subuh, puasanya tetap sah.
Sebab, hubungan suami istri dilakukan sebelum puasa. Hanya mandi besarnya saja yang dilakukan setelah waktu subuh.
“Puasanya sah dan tidak mengurangi pahala sedikitpun,” kata Buya dalam postingan di Instagram @buyayahya_albahjah.
Baca Juga:7 Rekomendasi Tempat Wisata Tersembunyi dan Spot Foto Menarik di CirebonGABUNG YUK, Tiap Hari Ada Buka Puasa Bersama di Masjid Agung Indramayu
Menurut Buya Yahya, ada satu hadits yang meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah dalam kondisi junub dan beliau tetap berpuasa seperti biasa.
“Yang tidak boleh adalah dosa besar melakukan hubungan suami istri saat berpuasa atau melakukan hubungan suami istri pada siang hari selama bulan ramadhan,” kata Buya Yahya.