Beri Pemahaman KB pada Remaja

Beri Pemahaman KB pada Remaja
WORKSHOP: DPPKBP3A Kabupaten Cirebon bekerjasama dengan Pemerintah Kecamatan Waled melaksanakan Workshop Program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) Bagi Tokoh Remaja, di aula Kantor Kecamatan Waled, pada (26/2). Foto: DPPKBP3A Kabupaten Cirebon
0 Komentar

CIREBON – Sebanyak 100 remaja yang berasal dari Pusat Informasi dan
Konseling Remaja (PIK R), Karang Taruna dan unsur lainnya mengikuti Workshop
Program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) Bagi Tokoh Remaja, di Aula
Kantor Kecamatan Waled belum lama ini.

Program ini merupakan salah satu upaya agar program
Kependudukan dan Keluarga Berencana dapat dimengerti dan dipahami oleh para
remaja. Sehingga para remaja dapat menunda perkawinan hingga
usia perkawinan yang ideal dan dapat mengisi kegiatannya dengan hal positif
untuk bekal hidup di masa depan.

Menurut Camat Waled, H Khamim SP kegiatan yang menyentuh remaja memang
masih perlu ditingkatkan. Hal itu untuk mengalihkan
perhatian remaja ke hal-hal yang positif. Pasalnya, usia
remaja merupakan usia yang rentan atau masa peralihan dari dunia anak-anak
menuju dewasa. Sehingga, sesuai karakternya mereka mencari identitas diri agar
diakui keberadaannya.

Baca Juga:Sepanjang 2020, Gintung Lor Sudah Tiga Kali BanjirBangun Museum Muhammadiyah Jabar

”Workshop ini didukung APBD PIK Kecamatan Waled hasil musrenbang tahun
2019. Kegiatan ini merupakan solusi untuk memberikan
pemahaman kepada remaja tentang kependudukan dan KB dengan harapan remaja tahu
dampak perkawinan remaja terhadap kesehatan reproduksinya”, tuturnya.

Sementara Kabid KB KR DPPKBP3A Kabupaten Cirebon, Euis Siti Sondari SSos mengatakan
program keluarga berencana nasional di Kabupaten Cirebon telah memberikan hasil
yang signifikan. Itu ditandai dengan semakin diterimanya
Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) sebagai bagian dari tata
kehidupan masyarakat. Hal ini tercermin dari semakin mengecilnya jumlah
rata-rata anak yang dimiliki keluarga, meningkatnya angka kesertaan ber-KB,
menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) serta semakin
menurunnya angka pertumbuhan penduduk.

“Remaja yang pada satu saat kelak akan menikah, akan menjadi pasangan
usia subur perlu dibekali dengan informasi seputar kependudukan dan KB. Mereka
perlu tahu tentang dampak jumlah penduduk dan resiko manakala mereka kawin muda
dan sering hamil/melahirkan,” katanya.

Di tempat yang sama, narasumber dalam acara workshop
tersebut dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kabupaten
Cirebon, Agus, menjelaskan program KB yang berkaitan erat dengan remaja adalah

0 Komentar