RADARCIREBON.ID – Anak Pada masanya begitu aktif melakukan apa saja yang dia suka meski di larang oleh kita mereka tidak mendengarkan susah untuk di ajak ngomong secara baik-baik. Dalam masa pertumbuhan kembangnya, tidak jarang tingkah laku anak terkadang membuat orang tua geram. Beberapa kebiasaan yang sering memicu amarah antara lain menumpahkan air, membuang barang, ataupun membuat rumah berantakan. Padahal, aktivitas tersebut merupakan bagian dari perkembangan sensoris dan motorik anak.
Marah merupakan suatu reaksi alami seseorang dan perlu di lakukan jika Si Kecil melakukan perbuatan yang tidak terpuji sehingga ia mengetahui bahwa perilakunya tidak patut dilakukan. Namun, terkadang amarah yang berlebih dan dengan cara yang salah justru akan menimbulkan efek yang berkebalikan dimana anak menjadi rendah diri, mudah cemas dan agresif.
Sifat dan karakter anak berbeda sesuai dengan perkembangan usianya. usia 12 hingga 36 bulan merupakan usia dimana anak mengalami banyak perubahan perkembangan dan jika Si Kecil mulai menunjukkan sifat keras kepalanya pada masa ini bukan berarti ada yang salah dengan anak tersebut atau cara mengasuhnya.
Baca Juga:Resep Kue Pukis Mini Gembul Di jamin Anti Bantet dan Mengembang SempurnaCara Mengatasi Kasus Bullying di Sekolah Agar Tidak Terjadi Ke Anak Kita
sifat pembangkangan anak dan dinilai bukan anak yang penurut, kenyataannya, pada tahap ini, Si Kecil mulai menyadari bahwa dia adalah dirinya sendiri yang memiliki otonomi dan ia sedang mencoba mencari tahu apa yang bisa dan tidak bisa dilakukannya.
Namun, keterbatasan kemampuan fisik dan kognitif membuat orang tua membantu dan melakukan hal yang berkebalikan dengan yang ia inginkan, tentunya hal ini menimbulkan rasa kesal dan frustasi pada anak.
Penyebab Anak Mudah Marah
Jika anak kita marah biasanya ada penyebabnya biasanya gejala dari tekanan emosional. Langkah pertama penanganannya adalah mencari tahu pemicu perilaku marah tersebut. Ada beberapa kondisi yang mungkin melatarbelakangi mengamuknya Si Kecil, antara lain ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), anxiety (kecemasan), Si Kecil sering merasa diabaikan di rumah, mengalami gangguan belajar, atau autis.
Selain itu, anak pemarah juga bisa disebabkan oleh faktor lingkungan. Seperti trauma, ketidakharmonisan keluarga, kesulitan dengan tugas sekolah, dibully teman-temannya, ataupun pola asuh yang terlalu keras bisa menyebabkan anak menjadi pemarah sehari-harinya. Untuk mengetahui pemicu pastinya, Si Kecil harus menjalani pemeriksaan fisik dan psikologis dari dokter spesialis anak dan ahli psikiatri.