Cegah Kebakaran Hutan di Gunung Ciremai, Kompak Bikin Sekat Bakar

Pemkab Kuningan bekerjasama dengan TNI, Polri, Balai TNGC dan stakeholder
Pemkab Kuningan bekerjasama dengan TNI, Polri, Balai TNGC dan stakeholder terkait lainnya melakukan pemeliharaan sekat bakar dan rencana pembuatan embung.
0 Komentar

Menurut Raden Iip, berdasarkan data, kebakaran Gunung Ciremai kerap terjadi setiap tahun tepatnya saat musim kemarau. Area lahan dan hutan yang terbakar juga cukup luas. 

“Kita punya data, bahwa setiap tahun, di Gunung Ciremai selalu terjadi kebakaran. Nah kita juga bisa dipetakan. Ini kebakaran faktor alam atau nonalam,” sebut Iip.

Oleh karena itu, lanjut dia, semua pihak termasuk Forkopimda menggelar rakor bersama. Hasilnya didapatkan sejumlah poin yang disepakati. Di antaranya edukasi, patroli bersama sampai penambahan embung dan pelebaran sekat bakar.

Baca Juga:Hati-hati, Memberi Pengemis dan Pengamen di Lampu Merah Bisa DidendaMateri Stunting Bakal Masuk Pelajaran Sekolah 

“Ada Langkah-langkah yang juga dilakukan seperti edukasi, patroli bersama. Ini juga sebagai bagian dari implementasi itu. Dengan membuat 2 embung dan memperlebar atau memperluas sekat bakar,” imbuhnya.

Pj Bupati menyebutkan, anggaran yang digelontorkan untuk kegiatan ini berasal dari CSR BUMD Kabupaten Kuningan. Diharapkan, langkah hari ini dapat menjadi percontohan untuk mencegah adanya kebakaran tahun ini.

“Mudah-mudahan ini jadi contoh dan dan upaya pencegahan dan semoga tidak ada kebakaran tahun ini. Gunung Ciremai ini sudah ada 45 titik embung, untuk sekat bakarnya itu dimulai dari Lambosir ke arah Karangdinding,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Pj Bupati Kuningan juga menyampaikan terkait mulok (muatan lokal) Gunung Ciremai yang berkesinambungan dengan kegiatan hari ini. Yaitu sama-sama bertujuan untuk ngarawat, ngaruat, dan ngarumat Gunung Ciremai. Pada intinya semua upaya ini untuk kemaslahatan bersama.

Kegiatan ini terlaksana tentunya atas kerja sama berbagai elemen, Pemerintah Daerah, TNI, Polri, Balai TNGC, Perhutani, kecamatan dan desa-desa terkait, komunitas pegiat lingkungan, instansi vertikal, sekolah, pers, dan LSM.  (ags)

 

 

 

0 Komentar