Ciayumajakuning Siaga Cuaca Ekstrem

yuda-petir-cirebon-la-nina
Petir di langit Kota Cirebon dilihat dari Jl Perjuangan, beberapa waktu lalu. Foto: Yuda Sanjaya/Radar Cirebon
0 Komentar

Dampak La Nina terhadap curah hujan di Indonesia tidak seragam, baik secara spasial maupun temporal, bergantung pada musim, wilayah, dan kekuatan La Nina sendiri. Hasil analisis kondisi dinamika atmosfer menunjukkan adanya aktivitas MJO di atas wilayah Indonesia yang merupakan kumpulan awan berpotensi hujan.
“Aktivitas La Nina dan MJO pada saat yang bersamaan ini dapat berkontribusi signifikan terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia,” terangnya.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan, akan terjadi peningkatan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.
Sementara itu, guna meningkatkan kesiapan sekaligus antisipasi bencana hidrometeorologi akibat fenomena La Nina, Gubernur Jabar Ridwan Kamil meminta BPBD Provinsi Jabar dan BPBD kabupaten/kota mencari definisi, dampak, dan bagaimana merespons bencana hidrometeorologi karena La Nina.
“Jadi, masyarakat sudah siap (saat fenomena La Nina hadir di Jabar). Terus tentunya karena ini tidak lazim, buat sejumlah skenario terburuknya seperti apa,” kata Emil.
“Jika La Nina berdampak di Jabar, antisipasi kita itu seperti apa. Misal mengungsi. Mengungsi ke mana, kapasitasnya berapa,” imbuhnya.
Menurutnya, La Nina ini merupakan anomali suhu muka air laut, di mana suhu di laut akan lebih dingin sampai bisa minus satu derajat celcius atau lebih. Dampaknya, terjadi peningkatan curah hujan.
Kendati demikian, dirinya menginstruksikan BPBD se-Jabar untuk tidak memfokuskan pada respons ketika bencana terjadi, tetapi juga bagaimana mengantisipasinya. Hal itu bertujuan menekan potensi munculnya kerugian berupa harta maupun korban jiwa.
“Saat ini, BPBD hanya merespons apabila bencana terjadi. Tapi, antisipasi juga perlu mendapatkan perhatian. Agar potensi kerugian akibat bencana bisa ditekan,” ucapnya.
Saat ini, Pemda Provinsi Jabar pun menyiapkan cetak biru Jabar sebagai provinsi berbudaya tangguh bencana (resilience culture province). Budaya Tangguh Bencana Jabar ini akan ditanamkan kepada seluruh warga melalui pendidikan sekolah sejak dini hingga pelatihan.
“Kita tidak boleh berprinsip ada api dipadamkan. Tapi juga menyiapkan langkah-langkah antisipatif. Tidak ada kata terlambat. Cetak cetak biru Jabar sebagai provinsi berbudaya tangguh bencana (resilience culture province), bisa menjadi warisan buat anak cucu kita,” pungkasnya. (dri/mg1/drx)

0 Komentar