CIREBON – Kebugaran atlet masih jadi masalah serius bagi Taekwondo Indonesia (TI) Kota Cirebon. Dari hasil tes fisik di Gedung Pemuda, Kamis sore (10/9), hanya segilintir taekwondoin yang berada di atas rata-rata. TI akan menggenjot kembali program fisik bagi atlet-atlet andalannya itu.
Lebih dari 30 taekwondoin junior Kota Cirebon menjalani tes fisik di Gedung Pemuda, kemarin. Sebagian besar dari mereka merupakan anggota Pemusatan Latihan Cabang (Pelatcab) TI Kota Cirebon. Ada juga talenta-talenta muda potensial yang dari berbagai unit taekwondo di Kota Udang.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) TI Kota Cirebon, Suwiriyadi mengatalan, tes fisik itu diperlukan untuk mengetahui sejauh mana kebugaran dan daya tahan para atlet. Terlebih, frekuensi latihan sedikit menurun sejak mewabahnya virus Corona.
“Ini baru tes fisik yang pertama. Rencananya akan kita lakukan secara rutin. Agar perkembangan kebugaran jasmani setiap atlet bisa selalu kita pantau,” katanya.
Para taekwondoin junior itu mengikuti metode bleep test untuk mengukir daya tahan tubuh mereka. Data yang dihasilkan dari metode ini digunakan untuk menghitung VO2Max para taekwondoin. Hasilnya, hanya sedikit taekwondoin yang berada di level cukup baik. Maka, peningkatan fisik para atlet jadi pekerjaan rumah TI.
“Kita tidak sebut satu per satu. Yang jelas, perbandingannya memang sangat mencolok. Hampir 90 persen atlet kita kebugarannya berada di level yang kurang bagus. Maka, dalam program latihan berikutnya, kita akan genjot lagi fisik mereka,” beber Suwiriyadi.
Pelatih fisik taekwondo Kota Cirebon, Dani Pramadya mengaku puas dengan tes fisik pertama di 2020 tersebut. Menurut dia, hasil bleep test tersebut dapat dijadikan acuan bagi tim pelatih TI Kota Udang untuk merumuskan program latihan berikutnya. “Tim pelatih sudah punya rencana ke depan. Khusus program fisik akan kita benahi lagi,” katanya. (ttr)