SIMAK profil dan sejarah Ponpes Al Zaytun. Ponpes yang disebut sebagai ponpes terbesar di Asia Tenggara ini sedang viral dengan Salat Id yang tak lazim.
Dalam sejarah Ponpes Al Zaytun, pondok pesantren yang ada di Blok Sandrem, Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, ini diresmikan oleh Presiden BJ Habibie pada 27 Agustus 1999.
Mengenal profil dan sejarah Ponpes Al Zaytun, bangunan dan kawasan pesantren ini sebenarnya mulai dibangun pada Agustus 1996 dan memakan waktu hingga 3 tahun lamanya.
Baca Juga:Ini Alamat Lengkap Ponpes Al Zaytun yang Viral dengan Salat Id yang Tak LazimTak Hanya Perempuannya, Ini Hal Tak Lazim Lainnya dari Salat Id Ponpes Al Zaytun Indramayu
Dari berbagai literasi mengenai profil dan sejarah Ponpes Al Zaytun disebutkan bahwa setelah proses pembangunan yang memakan waktu selama 3 tahun, kemudian proses KBM atau kegiatan belajar mengajar dimulai 1 Juli 1999 dan secara resmi diresmikan oleh BJ Habibie pada 27 Agustus 1999.
Tak hanya BJ Habibie, sejumlah tokoh penting di negeri ini disebut-sebut pernah datang ke Ponpes Al Zaytun dan memberikan sumbangan, baik dalam bentuk uang tunai maupun sapi untuk dikembangan di kawasan pesantren tersebut.
Ponpes Al Zaytun didirikan Panji Gumilang. Nama lain Panji Gumilang adalah Abu Maarik alias Abu Toto alias Syamsul Alam alias Abdus Salam.
Panji Gumilang mendirikan Ponpes Al Zaytun dengan bangunan modern yang menganut konsep asrama yang terintegrasi.
Ponpes Al Zaytun berada di total lahan seluas 1.200 hektare, di mana ada 500 hektare digunakan sebagai lahan produktif, yakni untuk area persawahan, dan 500 hektare lainnya untuk hutan jati emas.
Salah satu bangunan paling monumental di Ponpes Al Zaytun adalah Masjid Rahmatan Lil Alamin yang dibangun 6 lantai di atas lahankurang lebih 3.000M dengan kontruksi megah.
Ponpes Al Zaytun menganut sistem pendidikan terpadu yang mengarahkan peserta didik mengikuti suatu skema pendidikan yang disebut one pipe education system, mulai dari level paling asas (elementary) sampai dengan level tertinggi dalam dunia akademik (doctoral) dalam sebuah sistem yang terpadu yang mengkombinasikan kereligiusan, science technology, agriculture, sports, arts, culture and information technology.