Ditemukan Rumah Tertua di Dunia, Umur Capai 2 Juta Tahun

Ditemukan Rumah Tertua di Dunia, Umur Capai 2 Juta Tahun
Baru-batru ini telah ditemukan rumah yang konon sebagai rumah tertua di dunia, Di sana ditemukan banyak pertikel bebatuan dan pasir, berada di daerah Gurun Kalahari, Afrika Selatan. foto : ist
0 Komentar

RADARCIREBON.ID-  Baru-batru ini telah ditemukan rumah yang konon sebagai rumah tertua di dunia, karena umurnya mencapai dua juta tahun. Di sana ditemukan banyak pertikel bebatuan dan pasir,  berada di daerah Gurun Kalahari, Afrika Selatan.

Di Gua Wonderwerk ditemukan peralatan kuno dari batu seperti kapak tangan, dan bukti manusia purba di gua ini sudah menggunakan api sekitar satu juta tahun yang lalu.

Di langsir dari BBC News Indonesia menyebutkan, anggota tim Profesor Ari Matmon menggunakan metode penanggalan kedua untuk mengetahui kapan manusia pertama kali memasuki dan tinggal di gua ini.

Baca Juga:Jabatan Kepala Desa Bukan Poin Penting Dalam Revisi Undang-undang DesaSetelah Disunat, Nikita Mirzani Ingin Nikah Tahun Ini

Partikel-partikel kuarsa pada pasir memiliki jam geologis yang mulai berdetik ketika masuk ke dalam gua. Di laboratorium, kami bisa mengukur konsentrasi isotop-isotop spesifik dan menyimpulkan sudah seberapa lama waktu berlalu sejak butir-butir pasir memasuki gua.

Dalam artikel ilmiah di Quaternary Science Reviews, tim dari Universitas Toronto, Kanada, dan Universitas Hebrew di Yerusalem, menentukan umur tempat hunian dengan menguji sedimen di dalam gua.

Bukti jejak api seperti tulang yang hangus dan abu ditemukan jauh di dalam gua dan para ahli menyimpulkan jejak-jejak api ini dipastikan hasil aktivitas manusia bukan karena kebakaran oleh faktor alam.

Situs bersejarah di dalam Gua Wonderwerk ditemukan oleh beberapa petani pada 1940-an. Sejak itu telah dilakukan ekskavasi untuk menguak misteri keberadaan manusia di dalam gua sekitar dua juta tahun yang lalu.

Penulis utama di jurnal tersebut, Profesor Ron Shaar, menjelaskan menentukan umur hunian di dalam gua adalah kerja paling menantang tim arkeolog ini.

Solusinya, kata Shaar, tim menganalisis lapisan sedimen setebal 2,5 meter yang mengandung alat-alat batu, sisa-sisa binatang, dan jejak-jejak api dengan menggunakan dua metode: paleomagnetisme dan burial dating.

“Kami secara hati-hati mengambil ratusan sampel sedimen yang berukuran sangat kecil dari dinding gua dan mengukur sinyal magnetiknya,” papar Shaar.

0 Komentar