Dua Kali Didemo, Dua Kali Minta Maaf

Dua Kali Didemo, Dua Kali Minta Maaf
BAHAS ANGGARAN: Ketua KPU Kuningan AsepZ Fauzi (kanan) dan Ketua Bawaslu Kuningan Ondin Sutarman, saat rapat bersama pemda terkait persiapan pilkada mendatang, kemarin. FOTO : IST
0 Komentar

KANTOR DPRD Kabupaten Cirebon dalam 1 bulan terkahir digeruduk massa. Kedua insiden tersebut terjadi sama-sama bermula dari pernyataan yang muncul dari anggota DPRD ketika menyikapi polemik yang muncul di masyarakat.
Kasus pertama menimpah kader PDIP, Aan Setiawan yang digeruduk ribuan massa akibat mengomentari carut marut pendataan dan  pendistribusian bansos di Kabupaten Cirebon.
Saat itu, Aan menyebut soal carut marut bansos terjadi karena beberapa hal diantaranya tidak profesionalnya Puskesos yang diberikan mandat untuk melakukan pendataan dan pengusulan, serta kuwu-kuwu yang dipandang masih mementingkan kerabat serta keberpihakan pada kawan politiknya sehingga bansos tersebut tidak tepat sasaran.
Buntutnya, Aan pun didemo. Ratusan kuwu dan perangkat desa serta Puskesos mengontrog gedung dewan pada 8 Juni 2020. Aan pun dicecar. Situasipun nyaris tak kondusif karena banyaknya massa saat itu. Aan pun menyampaikan permohonan maafnya saat itu jika pernyataannya melukai hati para kuwu.
Kasus kedua terjadi kemarin, Selasa (7/7). Kali ini yang jadi sasaran Hermanto. Politisi dari Fraksi Nasdem yang juga saat ini menjabat sebagai Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Cirebon.
Hermanto didemo oleh ratusan santri se- Kabupaten Cirebon yang tersinggung dengan pernyataan Hermanto terkait IMB. Hermanto sendiri saat itu memimpin Rapat dengan banyak pihak untuk menyikapi IMB kampus UMC yang rupanya sudah berdiri kokoh meskipun belum mengantongi IMB.  Hermanto dan Aan sama-sama mengahadapi aksi massa tersebut. Keduanya pun sama meminta maaf atas pernyataannya. (dri) 

0 Komentar