Gen Z Harus Tahu, Berikut 5 Sekolah Bersejarah di Kota Cirebon

Sekolah-Bersejarah-di-Kota-Cirebon
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Bangunan sekolah di Kota Cirebon banyak yang menjadi cagar budaya. Berikut akan dikupas beberapa sekolah bersejarah di Kota Cirebon.

Ada 5 sekolah bersejarah di Kota Cirebon. Sekolah-sekolah itu termasuk bangunan cagar budaya yang dibangun pada era kolonialisme Belanda.

Sampai kini, bangunan-bangunan sekolah bersejarah di Kota Cirebon masih termanfaatkan sebagai ruang menuntut ilmu, masing-masing SDN Kebon Baru, SDN Pulasaren, SMPN 1 Cirebon, SMPN 14 Cirebon, dan SMPN 15 Cirebon.

Baca Juga:Dosen Wajib Coba, 8 Tips Essay Seleksi Beasiswa LPDP 2023UNTUK DOSEN! Contoh Essay Seleksi Beasiswa LPDP Tahun 2023

Dengan statusnya sebagai bangunan cagar budaya, keberadaan sekolah-sekolah itu pun perlu dilindungi dan dilestarikan.

SD Pulasaren saat ini merupakan area pendidikan yang terdiri dari 5 sekolah dasar negeri, mulai SDN Pulasaren I hingga SDN Pulasaren V.

Pada masa kolonialisme Belanda, SDN Pulasaren didirikan sebagai Holland Chineesche School (HCS).

Ketika itu, masa belajar anak-anak berlangsung hingga kelas 7. Secara sosial, anak-anak Cina kala itu dipandang sederajat dengan Eropa.

Menurut sejarahnya, HCS didirikan 1908 oleh Pemerintah Belanda di Indonesia. Pada HCS, materi pelajaran diberikan dalam bahasa Belanda.

SDN Kebon Baru Utara

Serupa dengan SDN Pulasaren, SDN Kebon Baru Utara pun merupakan komplek sekolah dasar yang terdiri dari 4 SD Negeri, masing-masing SDN Kebon Baru 1, 2, 3, dan 6.

Sekolah ini terletak di Jalan Veteran, Kelurahan Kejaksan, Kecamatan Kejaksan.

Disarikan dari buku ‘Potensi Wisata Budaya Kota Cirebon’ yang diterbitkan otoritas pariwisata setempat, SDN Kebon Baru semula merupakan sekolah pendidikan tingkat dasar pada masa Belanda, Eurospeesch Lagere School (ELS).

Baca Juga:Cek Harga BBM Terbaru Februari 2023, Pertamax Turbo Naik 800 PerakShin Tae-yong Dievaluasi PSSI, Yunus: Harus Lebih Baik

Di Indonesia sendiri, ELS dibangun pada 1817. Semula, ELS hanya diperuntukkan bagi anak-anak Belanda dan Eropa lainnya.

Pada 1903, rakyat Indonesia dari kelas terpandang diizinkan turut menuntut ilmu pada ELS.

0 Komentar