Harga Beras di Cirebon di Atas Rp10 Ribu Per Kilogram

Penjual beras merana
Penjual beras di Pasar Pagi merana karena harga semakin tinggi. FOTO : JERRELL ZEFANYA T/RADAR CIREBON
0 Komentar

CIREBON, Radarcirebon.id – Kenaikan terhadap harga kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) masih terus terjadi. Khususnya terhadap harga komoditas beras yang menjadi komoditas utama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat. Diduga kenaikan tersebut telah terjadi sejak akhir Desember 2022 lalu.

Berdasarkan pantauan Radarcirebon.id di sejumlah pasar yang ada di Kota Cirebon, kenaikan harga tersebut terjadi sejak menjelang natal dan tahun baru atau akhir Desember 2022 lalu. Pemicunya karena stok bahan kebutuhan pokok masyarakat tersebut menipis dan petani mengalami gagal panen.

Pemilik Kios Beras Barokah, Dedi mengungkapkan, saat ini harga beras mengalami kenaikan yang cukup tinggi dibandingkan beberapa waktu sebelumnya. Kenaikan tersebut berkisar di Rp500 sampai Rp1000 per kilogramnya. Hal itu sudah terjadi semenjak sebelum tahun baru

Baca Juga:47 Personel Polres Cirebon Kota Ikuti Tes UrineSisa Waktu Sekitar 10 Bulan Lagi, Wakil Walikota Cirebon Ingin Fokus Kerja

“Tinggi (kenaikannya, red). Semuanya naik jauh naiknya. Naik itu menjelang natal tahun baru. Tepatnya sebelum tahun baru satu kali dan setelah tahun baru satu kali,” ujar Dedi kepada awak media, Sabtu (14/1) di Pasar Pagi, Cirebon.

“Sekarang sudah gak ada beras yang Rp10.000. Memang jadinya penjualan menurun. Sekarang yang kualitas rendahnya Rp10.500. Yang bagusnya sekarang Rp14.000,” katanya.

“Mahal banget sekarang. Kitanya juga bingung jualnya gimana. Memang rata-ratanya kenaikan tuh Rp500 pas awal naik dan naik lagi jadi total kenaikan tuh bisa sampai Rp1000,” tuturnya.

Penyebab kenaikan tersebut, kata Dedi, diduga karena terjadi kekosongan stok di kalangan petani. Sehingga, dari biasanya petani pada panen ke tiga di November 2022 lalu menyimpan stok untuk persediaan di Desember dan Januari, namun akhirnya hal itu tidak bisa dilakukan.

“Kan biasanya panen ketiga itu petani nyimpen padi di bulan 11 biasanya disimpan untuk bulan 12 dan 1. Ternyata gagal panen dan langsung dijual di bulan 11. Ditambah lagi sekarang itu ada banjir di Semarang dan Demaknya, ya susah jadinya,” jelasnya.

0 Komentar