Harga Gabah Kering Naik Drastis, Distan Kabupaten Cirebon Pastikan Stok Beras Surplus Meski Terjadi El Nino

CIREBON, RADARCIREBON.ID – Harga gabah kering di tingkat petani naik drastis. Saat ini harga gabah kering menyentuh angka Rp8500 per kilogram (kg). Hal ini tentunya menjadi kabar baik bagi kalangan petani.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Dr Alex Suheriyawan MPd saat ditemui Radarcirebon.id, di sela-sela panan raya di Desa Bojong Lor, Jamblang, kemarin.

Menurutnya, harga gabah saat ini tengah merangkak naik seiring dengan meningkatnya produktivitas pertanian di Kabupaten Cirebon.

Hal ini, kata Alex, tidak lepas dari upaya konvergensi dan sinkronisasi antara pemerintah dan para petani dalam mengelola pertanian.

BACA JUGA: Terdampak Kekeringan, Satlantas Polresta Cirebon Salurkan 10 Ribu Liter Air Bersih ke Desa Sampiran

“Kami sangat senang akhirnya bisa melihat senyum para petani kini lebih sumringah dari naiknya harga gabah. Sekarang per kilogramnya Rp8.500,” ungkapnya.

Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon sendiri mencatat hasil produksi padi pada musim panen kedua hingga Juli 2023 di angka 240 ribu ton gabah kering panen (GKP).

Bahkan, dalam waktu dua bulan kedepan hasil itu akan kembali  bertambah sekitar 2,35 persen atau setara 40 ton gabah dari lahan sawah yang saat ini belum dipanen.

Jumlah hasil panen itu dinilai surplus untuk kebutuhan beras di Kabupaten Cirebon yang hanya membutuhkan 160 ribu ton beras di tahun 2023 ini.

BACA JUGA: Sudah Direncanakan sejak 2019, Relokasi RPH Batembat Cirebon Gagal karena Terganjal Anggaran 

“Meskipun petani saat ini sedang dihadapkan fenomena El Nino yang melanda di 20 kecamatan yang masifnya di 9 kecamatan. Namun itu tidak berpengaruh terhadap kebutuhan beras di Kabupaten Cirebon,” kata Alex.

Diakui Alex, dampak fenomena alam El Nino mulai dirasakan sejumlah petani di Kabupaten Cirebon. Sehingga itu merupakan permasalahan yang ditakuti oleh para petani saat ini, terutama di wilayah Kabupaten Cirebon.

Diungkapkannya, dengan luas penanaman padi 6.034,5 hektare, seluas 545 hektare lahan sawah yang terkena bencana kekeringan atau sekitar 9 persen dan per 31 Agustus baru 2,7 persen dipulihkan.

“Namun demikian hanya 23,3 persen atau 127 hektare yang baru diintervensi (penanganan). Masih ada sawah yang terancam kekeringan dengan luas 1.651 hektare atau sekitar 27,4 persen. Sehingga diperlukan upaya yang masif untuk menangani dari El Nino tahun ini,” katanya.

Berita Terkait

Jangan Lewatkan

Komentar