Harga Pakan Mahal, Peternak Unggas Gunakan Alternatif

Harga Pakan Mahal, Peternak Unggas Gunakan Alternatif
Harga Pakan Mahal, Peternak Unggas Gunakan Alternatif. foto: kholil ibrahim/radarcirbon.id
0 Komentar

INDRAMAYU, RADARCIREBON.ID – Para peternak unggas di wilayah Kabupaten Indramayu bagian barat (Inbar) lagi keteteran. Gara-garanya harga pakan ternak seperti bekatul atau dedak halus serta beras pecah (menir) melonjak tajam.

Harga pakan dedak yang semula hanya Rp2.500 per kilogram, sekarang menjadi Rp4.000 sekilo. Sedangkan Menir dijual Rp5000 per kilogram, naik dari sebelumnya Rp3000 per kilogram.

Demikian pula dengan nasi aking. Dari Rp2500 menjadi Rp4500 perkilogram. “Naik bertahap sejak akhir tahun lalu,” ungkap Rudi, peternak bebek asal Kecamatan Sukra, Rabu (11/1).

Baca Juga:Camat Anjatan Resmikan Ponpes Darul MumtazKasus PMK Melandai, Satgas Tetap Waspada

Kenaikan harga ini, lanjut dia dipicu akibat banyaknya pabrik penggilingan padi yang tidak beroperasi menyusul langka dan mahalnya harga bahan baku beras yakni gabah.

Stok dedak dan menir pun habis lantaran dikirim keluar daerah seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur. Biasanya untuk pakan ternak sapi.

“Kalaupun ada, stoknya sedikit dan hanya untuk pelanggan tetap saja. Kalau kita maksa beli, harganya bisa naik lagi,” katanya.

Tak mau menyerah, dia dan peternak bebek lainnya beralih menggunakan pakan alternaif. Semisal keong dan siput. Binatang pengerat itu mudah didapati di lahan persawahan atau pinggiran sungai.

Selain dapat diperoleh secara gratis, nafsu makan bebek peliharaannya juga makin meningkat pasca mengonsumsi siput dan keong. Produksi telur hewan unggasnya juga disebut makin meningkat.

“Untungnya pakan alternatif untuk bebek melimpah disaat musim hujan seperti ini. Kalau gak ada hewan sawah bisa pakai ampas tahu, ampas tempe, jeroan ikan, sayuran atau tanaman liar. Asalkan takarannya harus sesuai, jangan berlebihan,” tuturnya.

Pedagang pakan unggas, Kusnadi membenarkan. Kenaikan harga bekatul maupun menir akibat banyak pabrik penggilingan padi yang tidak lagi menyimpan dua jenis pakan unggas tersebut. Alhasil, stok barang pun tidak sebanyak minim, berbeda ketika panen raya padi.

Baca Juga:Tolak PNBP Sebesar 10 Persen, Beban Nelayan Semakin BeratSalah Satu Progam XL, Sisternet Perbesar Manfaat untuk Perempuan Indonesia

Bapak tiga orang anak ini juga membenarkan, naiknya harga pakan unggas terdampak meroketnya harga gabah yang saat ini menembus Rp7000/kg. “Makanya banyak pabrik yang stop produksi sementara. Nanti kalau panen raya harga gabah normal, beroperasi lagi,” tandasnya. (kho)

0 Komentar