Harga Rajungan dan Udang Mulai Membaik, Nelayan Semangat Melaut

harga-rajungan
Harga rajungan dan udang di tingkat nelayan mulai membaik setelah harga mengalami anjlok. Foto: Kholil Ibrahim/Radarcirebon.id
0 Komentar

INDRAMAYU, RADARCIREBON.ID -Sempat anjlok, harga rajungan kini mulai membaik. Nelayan di pesisir pantura Kecamatan Patrol semangat kembali melaut setelah merasakan harga rajungan yang merangkak naik.

Kondisi mereka sebelumnya tepuruk, gegara dirundung persoalan belum stabilnya harga rajungan dan lesunya pasar tujuan ekspor selama hampir setahun terakhir.

Setelah harga rajungan kembali naik, kini nelayan tangkap rajungan di Desa Sukahaji dan Bugel berupaya untuk bangkit.

Baca Juga:DP4 Pemilu 2024 di Indramayu Capai 1,4 Juta Pemilih, Bertambah Dibanding Pemilu 2019Teken Perkin, 110 SD dan 40 SMP di Cirebon Jadi Sekolah Unggulan 2023

“Setelah harga rajungan naik, nelayan kami kembali semangat bekerja. Setiap hari 70 sampai seratus perahu, berangkat melaut,” kata Ketua TPI Sukahaji, H Thamrin kepada Radar Indramayu, kemarin.

Motivasi para nelayan, lanjutnya, selain lantaran harga rajungan mulai naik juga faktor cuaca yang perlahan dianggap kembali normal.

Setelah hampir dua bulan terakhir terpaksa turun jangkar, terdampak datangnya musim baratan.

Thamrin menyebut, harga rajungan kini berada di angka Rp40 ribu dari yang semula di harga Rp35 ribu.

Walau diakuinya, harga segitu masih jauh dari harapan. Sebab saat lagi mahal-mahalnya, harga Rajungan bisa tembus Rp100-125 ribu sekilo.

Untungnya, hasil tangkapan nelayan lainnya yakni udang juga mengalami kenaikan harga. Dari Rp70 ribu sekarang menjadi Rp90 ribu sekilo.

Ditambah lagi perolehan tangkapan rajungan maupun udang, cukup melimpah.

Rata-rata perahu nelayan mampu membawa pulang rajungan dan udang sekitar 5 sampai 8 kilogram.

Baca Juga:Jadwal Sholat untuk Kabupaten Indramayu, Selasa 7 Februari 2023Jadwal Sholat untuk Kota Cirebon, Selasa 7 Februari 2023

“Kalau dirata-ratakan, setiap perahu nelayan bisa dapat 8 kilo rajungan sama 5 kilo udang. Lumayan, pendapatan bisa Rp150 ribu sampe Rp200 ribu setiap ABK. Cukup melegakan perekonomian nelayan,” jelasnya.

Thamrin mengungkapkan, di tengah upaya nelayan bangkit dari keterperukan yang ditandai dengan harga rajungan naik, justru muncul persoalan lain.

Yakni banyak nelayan yang masih terjerat hutang kepada pihak ketiga. Sehingga, mereka belum bisa mengikuti lelang di TPI.

Pasalnya, hasil tangkapan ikan dan rajungan seluruhnya dijual ke pihak ketiga untuk mencicil pembayaran utang.

0 Komentar